Intisari-Online.com - Masyarakat di Amerika Serikat saat ini sedang merasa ketakutan akan adanya wabah ebola. Nyatanya, data terbaru menunjukkan bahwa ebola bukanlah penyebab kematian tertinggi di AS, bahkan masih kalah oleh piyama yang terbakar.
Ketakutan warga AS akan penyebaran virus ebola meningkat setelah dua pendatang dari Liberia meninggal karena penyakit ini di Dallas, AS. Bahkan dua orang perawatnya juga terinfeksi dengan satu orang meninggal dan satu orang selamat, meski potensi kematian masih tinggi.
Menanggapi hal tersebut, National Safety Counci (Dewan Keamanan Nasional) meluncurkan sebuah data tentang data statistik penyebab kematian di AS. Data tersebut menunjukkan bahwa ebola bukanlah penyebab kematian tertinggi di AS, bahkan bisa dibilang merupakan penyebab kematian yang paling jarang muncul.
Dengan perbandingan “hanya” 1 orang yang meninggal dari 3,934,300 jiwa warga AS, itu pun sudah dalam hitungan seumur hidup. Masih lebih rendah dari jumlah kematian yang disebabkan oleh piyama yang terbakar yang perbandingannya mencapai 1 berbanding 1 983,575 jiwa.
Berikut cuplikan data yang menunjukkan bahwa ebola bukanlah penyebab kematian tertinggi di AS:
Data selengkapnya dapat dilihat di tautan ini. (washingtonpost.com)
Catatan: Semua kemungkinan kematian dihitung menggunakan data kependudukan 2010. Untuk memfasilitasi perbandingan, satu penderita Ebola yang meninggal di tanah Amerika juga dihitung dengan angka penduduk pada 2.010 penduduk.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR