Desa Umoja di Kenya, Dibangun 15 Perempuan sebagai Desa Khusus Perempuan

Moh Habib Asyhad

Editor

Desa Umoja di Kenya, Dibangun 15 Perempuan sebagai Desa Khusus Perempuan
Desa Umoja di Kenya, Dibangun 15 Perempuan sebagai Desa Khusus Perempuan

Intisari-Online.com -Desa Umoja di Kenya bisa disebut sebagai salah satu desa unik di dunia. Tidak seperti kampung kebanyakan, desa ini dibangun 15 perempuan sebagai desa khusus perempuan. Tak ada seorang lelaki pun tinggal di desa yang terletak di padang rumput Sambura, Kenya itu.

Desa Umoja terbentuk pada 1990. Seperti dilansir Mirror, kelimabelas perempuan pencetus desa ini adalah korban pemerkosaan tentara Inggris. Mereka memutuskan untuk membentuk kelompok, lantas bertahan hidup.

Lambat laun, setelah 25 tahun terbentuk, tak hanya perempuan korban pemerkosaan, Umoja juga menjadi tempat tujuan mereka yang menjadi korban pernikahan anak-anak, mutilasi alat vital, serta kekerasan rumah tangga.

Saat ini, sekitar 47 penduduk perempuan dan 200 anak-anak bermukim di desa ini. Untuk mendapatkan uang dan memenuhi kebutuhan sehari-hari, perempuan-perempuan Umoja biasanya membuat kerajinan tangan. Mereka membuat kalung dan gelang dari manik-manik dan dijual kepada turis-turis asing yang berkunjung ke desa itu.

Keputusan membuat desa khusus perempuan bukan tanpa halangan. Mereka kerap mendapat kritik dari penduduk desa lainnya. Tak hanya itu, Kepala Desa Umoja beberapa kali dilecehkan lelaki yang berasal dari luar desanya.

Selamat datang di Desa Umoja/The Guardian

“Desa ini didirikan oleh 15 perempuan korban pemerkosaan tentara Inggris. Ini adalah ulang tahun desa yang ke-25, dan itu sangat pengint bagi kami,” ujar Seita Lengima, salah satu perempuan yang dituakan di Umoja. “Di luar sana, perempuan dikuasai oleh lelaki sehingga mereka tak dapat melakukan perubahan. Tapi kami memiliki kebebasan.”

Desa ini tentu saja terlarang untuk ditinggali lelaki. Meski demikian, para perempuan yang tinggal di Umoja mendaku tidak anti-lelaki. Para lelaki diizinkan untuk berkunjung ke desa tersebut, tapi tidak boleh menetap. (Tribunnews.com, Mirror)