Intisari-Online.com -Ini adalah kabar baik bagi para narapidana di Rumania. Di sana, para narapidana akan mendapatkan remisi 30 tahun asal bisa menulis sebuah buku. Tapi buku yang dihasilkan bukanlah buku abal-abal, melainkan berbentuk jurnal atau riset akademik.
Alih-alih membuat jera, sistem ini justru disalahgunakan oleh banyak pihak di negara yang berada di wilayah Balkan itu. Banyak polisiti korup di negeri ini yang berstatus narapidana justru semakin merajalela dengan mengakali sistem tersebut. Beberapa orang penting Rumania yang berstatus narapidana antara lain Adrian Nastase, Gheorghe Copos, Gigi Becali, juga orang terkaya Romania, Ioan Niculae.
Sebuah riset yang dilakukan The Economist menyoroti bagaimana para politisi dan pebisnis korup itu mengakali sistem tersebut. Mereka, misalnya, mampu menghasilkan lima buah buku hanya dalam waktu lima bulan. Hal tersebut tampak semakin tidak masuk akal karena para narapidana tidak diizinkan untuk menggunakan komputer di sel. Akses mereka hanya perpustakaan penjara, menulis pun harus manual dengan pena dan kertas.
Usut punya usut, para koruptor yang kaya raya itu mencari penulis di luar penjara untuk menuliskan buku mereka. Dengan bayaran besar, para ghostwriter bersedia melakukannya. Buku-buku itu kemudian diseludupkan ke dalam penjara. Selanjutnya, buku-buku itu diberikan kepada dewan yang khusus menangani remisi. Dewan yang diisi oleh para hakim akan memutuskan apakah buku tersebut layak atau tidak.
Sontak, banyak yang mengkritik sistem ini, juga buku-buku yang dihasilkan oleh para koruptor itu. Mereka, para pengritik, meragukan bahwa mereka bisa menulis buku seperti dihasilkan. Misalnya, seorang penyanyi pop yang dipenjara bisa menulis tentang riset sel di klinik dokter gigi. Ada juga yang dituduh telah melakukan plagiarisme.
Komisi Pemberantasan Korupsi Rumania (DNA) bertekad segera mengakhiri kerancuan sistem tersebut. DNA sangat populer di Romania karena keberaniannya meringkus 15 anggota parlemen, 9 gubernur dan bahkan termasuk Perdana Menteri petahanan Victor Ponta karena tuduhan korupsi. (Kompas.com)