Negeri atau Swasta Hanyalah Bungkus *)

Agus Surono

Editor

Negeri atau Swasta Hanyalah Bungkus *)
Negeri atau Swasta Hanyalah Bungkus *)

Penulis: Ahsan **)

Di negeri ini, sekolah negeri begitu dipuja. Buktinya, sekolah-sekolah negeri selalu ramai pengunjung ketika masa penerimaan siswa baru dibuka. Persis seperti suasana pasar dan supermarket menjelang perayaan hari raya.

Jauh berbeda sekali jika dibandingkan dengan suasana di sekolah swasta. Apalagi di kota kelahiran saya, yang masyarakatnya seringkali menganggap sekolah swasta sebagai sekolah kasta kedua.

Memang benar, ada semacam kesenjangan sosial antara sekolah negeri dan sekolah swasta di kota kelahiran saya. Kebanyakan sekolah swasta di sini dikelola secara swadaya. Makanya, rata-rata kondisi sekolahnya cukup sederhana. Tidak selengkap dan semegah sekolah negeri. Berbeda dengan kondisi beberapa sekolah swasta di kota-kota besar.

Saya pribadi pernah merasakan bagaimana suasana belajar di sekolah negeri dan juga sekolah swasta. Fasilitas sekolah negeri memang lebih lengkap dibandingkan dengan sekolah swasta. Tapi kembali lagi, apalah artinya kelengkapan fasilitas jika para siswanya tidak mau memaksimalkan hal itu? Begitu pula dengan tenaga pengajarnya. Saya tidak merasakan ada banyak perbedaan antara tenaga pengajar di sekolah negeri dan sekolah swasta.

Bahkan sebaliknya, saya selalu merasa bangga dengan tenaga pengajar di sekolah swasta. Mereka adalah sosok-sosok yang berdedikasi tinggi. Yang ikhlas mengabdi demi memajukan pendidikan di bumi pertiwi ini. Padahal gaji yang mereka terima setiap bulannya hanyalah sepersekian dari yang biasa diterima oleh tenaga pengajar di sekolah negeri.

Ada anggapan bahwa guru-guru di sekolah negeri lebih pintar. Ada benarnya, mengingat guru-guru di sekolah negeri adalah para PNS yang sebelumnya melewati serangkaian proses seleksi. Tapi, fakta di lapangan membuktikan bahwa orang pintar tidak selalu bisa mengajar. Oleh karenanya, nilai penting dari seorang guru menurut saya bukan hanya pintar, tapi juga harus pandai mengajar. Soal itu tidak bisa diukur secara matematis.

Berdasarkan pengalaman saya, satu-satunya yang membuat sekolah negeri dan sekolah swasta berbeda adalah semangat belajar para siswanya. Karena sejak awal masuknya melalui proses seleksi, para siswa di sekolah negeri biasanya tetap akan selalu bersaing satu sama lain untuk menjadi yang terbaik di kelasnya, bahkan di sekolahnya. Inilah yang jarang saya temui di sekolah swasta.

Setelah lulus MI saya melanjutkan pendidikan di MTs swasta yang tidak banyak dikenal dan banyak diremehkan oleh masyarakat di sana. Saya tetap bisa melanjutkan pendidikan ke SMA Negeri favorit di kota kelahiran saya dengan nilai UN Matematika yang sempurna. Bahkan saya pernah masuk peringkat 10 besar paralel satu sekolah selama SMA. Oleh karena itu, sampai sekarang saya selalu merasa sekolah negeri dan sekolah swasta itu tidak jauh berbeda. Selama kita mau tekun dan semangat belajar, sekolah di manapun tidak akan ada bedanya.

Pesan saya untuk teman-teman yang sedang menempuh pendidikan di sekolah negeri, jangan sia-siakan kesempatan yang telah kalian dapatkan. Gunakan kesempatan yang telah kalian dapatkan untuk menempuh pendidikan dengan sungguh-sungguh. Dengan menjadi siswa di sekolah negeri, kalian telah menambah satu dosa. Yakni, merenggut impian siswa-siswa lain yang juga ingin masuk ke sana. Dosa itu hanya bisa kalian bayar dengan mempersembahkan yang terbaik yang kalian bisa.

Untuk teman-teman yang sedang menempuh pendidikan di sekolah swasta, jangan berkecil hati, kawan. Masuk sekolah negeri itu bukanlah segalanya dan masih ada banyak jalan lain menuju ke Roma. Tetaplah bermimpi dan jangan pernah berputus asa. Karena kunci pendidikan bukan hanya pada sekolahnya. Tetapi juga pada semangat belajar kita. Seperti yang pepatah Arab katakan,Man Jadda Wajada(yang bersungguh-sungguhlah yang akan menuai hasilnya).

Buat para tenaga pengajar, jadikan suasana belajar siswa Anda lebih menarik dan lebih interaktif. Guru yang terbaik itu bukan hanya mengajari, tapi juga menginspirasi. Berikan inspirasi sebanyak-banyaknya kepada siswa agar mereka menjadi tertarik untuk belajar. Karena jika seorang siswa sudah menemukan nikmatnya sebuah proses belajar, tanpa harus dipaksa pun mereka akan belajar dengan sendirinya.

Terakhir, buat para orangtua, jangan lupa berikan apresiasi atas prestasi yang telah diraih anak Anda. Sekecil apa pun prestasi yang diraihnya. Sebab hal itu akan membuat mereka lebih dihargai. Ia pun akan lebih bersemangat untuk meraih prestasi yang lebih besar lagi nantinya.

Negeri atau swasta hanyalah bungkus semata. Don't judge the book by its cover. Kalau kemerdekaan adalah hak setiap bangsa, maka pendidikan adalah hak setiap warga negara.

*) Mahasiswa Teknik Informatika ITS angkatan 2008**) Tulisan ini merupakan salah satu pemenang Lomba Menulis Inspirasi dalam rangka Hari Pendidikan Nasional