Potret atau Catat?

Agus Surono

Editor

Potret atau Catat?
Potret atau Catat?

Pernah kebingungan mencari tempat mobil diparkir di sebuah mal? Ada cara praktis mengatasinya.

Saya pernah mengalami hal itu dan sungguh bikin pening kepala. Harus menyusuri tiap lot parkir dalam satu lantai. Beruntung ingat lantainya, la kalau tidak? Bisa turun naik dan mengamati satu per satu, dengan risiko dicurigai.

Nah, seiring dengan jamaknya kamera pada ponsel, kepeningan itu mulai teratasi. Terlebih sekarang pengelola mal atau pusat perbelanjaan juga mulai berbenah dengan memberi identitas pilar gedung parkirnya dengan informasi lantai dan identifikasi lot parkir.

Dulu saya menuliskan informasi itu di kertas parkir yang kita terima begitu melewati palang atau gardu parkir. Cari parkir yang dekat pilar sangat membantu. Tentu saja harus mempersiapkan alat tulis di mobil.

Lalu dengan maraknya ponsel berkamera, pekerjaan mencatat itu sedikit terkurangi. Habis parkir tinggal jepret tiang itu atau kalau mau aktifkan video dan rekam suasana sekeliling. Pikiran pun tenang dan kita bisa berbelanja dengan senang tanpa terbebani harus mengingat mobil parkir di mana.

Masalah selesai?

Tidak juga!

Yang harus diingat adalah ponsel memerlukan daya listrik untuk hidup. Nah, selama di mal atau berbelanja tanpa sadar kita memainkan ponsel itu sekadar membunuh waktu atu aktivitas menelepon. Tahu-tahu baterai ponsel low dan bahkan sampai habis. Selesai belanja dan saat mau menuju ke tempat parkir baru sadar jika informasi tempat parkir lenyap bersama dengan “tewasnya” ponsel. Ada charger tapi di mobil! Saya belum pernah mengalami yang ini sih. Tapi membaca di harian Kompas (26/6/2011) tentang hal ini menjadikan saya berketetapan hati bahwa mencatat adalah pemecahan yang jitu.

Bagaimana dengan Anda?