Intisari-Online.com – Seekor keledai muda bertanya kepada kakeknya, “Bagaimana saya bisa tumbuh dan berkembang menjadi dewasa seperti Kakek?”
“Oh, gampang,” jawab si Kakek, “Jangan lupa, yang harus kamu lakukan adalah mengibas-ibas dan meloncat.”
“Apa artinya itu?” tanya si keledai muda penasaran. Sang Kakek menjawab, “Sekarang dengarkan, Kakek akan bercerita … Pada suatu hari ketika masih seusiamu, Kakek berjalan-jalan. Namun karena tidak hati-hati melihat ke depan, Kakek tercebur ke sbuah sumur tua, Kakek lalu meringkik dalam upaya berteriak dan meminta tolong. Akhirnya ada seorang petani lewat dan melongok ke dalam sumur. Saat itu rasanya aku sudah mau mati. Tapi eh…. si petani malah pergi. Terpaksa Kakek meringkuk dalam sumur semalaman.
“Esok harinya si petani datang lagi. Kali ini membawa serombongan orang. Mereka bergantian melongokkan kepalanya ke dalam sumur. Beberapa di antaranya malah tertawa. Lalu petani yang paling tua berkata, ‘Sumur ini kan sudah tak terpakai, lagi pula keledai kecil itu tidak berguna. Mari kita timbun saja.’
“Seperti dikomando, mereka mulai menimbuni sumur dengan sampah, tanah, dan kotoran-kotoran lain. Kakek sangat panik. Bayangkan, aku mau dikubur hidup-hidup! Aku harus berbuat sesuatu! Saat itu seonggok demi seonggok sampah menerpa punggung Kakek. Setiap kali Kakek mengibaskan sampah, tanah, dan kotoran itu, kemudian meloncat untuk menginjaknya. Begitu seterusnya, mengibas, dan meloncat. Mengibas, dan meloncat!
“Kakek memerangi rasa takut dengan terus mengibaskan sampah dan menginjaknya, sehingga lama kelamaan tubuh Kakek terangkat naik. Setelah hampir mencapai permukaan tanah Kakek meloncat dan lari. Selamat!
“Maka dari itu, bagaimanapun sulitnya kehidupan yang kamu hadapi, sebanyak apa pun masalah yang ada di pundakmu, ingat! Singkirkan semua itu dan loncatlah ke depan.” (Intisari)