Jari Tak Kembali

Agus Surono

Penulis

Jari Tak Kembali
Jari Tak Kembali

Intisari-Online.com -Selepas joging mengelilingi kompleks tempat tinggalnya, Andy mengeluarkan mobilnya yang baru dari garasi. Sebuah sedan sport buatan Eropa yang sejak lama diidam-idamkan. Beberapa saat kemudian ia masuk rumah untuk ganti pakaian. Alangkah kagetnya ketika keluar lagi tampak Teddy anaknya yang baru berumur lima tahun, asyik mencoret-coret bodi mobil itu dengan penggaris. Mobil yang mulus itu pun baret-baret. Melihat itu, Andy kehilangan akal sehatnya. Tangan si kecil dipukul berkali-kali dengan penggaris yang ada.

Minggu yang cerah seketika berubah jadi neraka bagi keluarga muda ini. Sang bocah menjerit-jerit kesakitan mendapat hukuman dari ayahnya. Sang Mama yang lagi asyik di dapur tergopoh-gopoh ke depan, histeris melihat tangan Teddy berlumuran darah. Sementara sang ayah terlihat bengong tak menyadari apa yang sudah terjadi.Singkat cerita, Teddy lalu dibawa ke rumah sakit. Meski dokter berusaha semaksimal mungkin mengobati jari si bocah, akhirnya gagal sehingga jari itu harus diamputasi.Setelah siuman dari operasi, Teddy heran melihat jari telunjuknya tak tampak. Wajahnya yang tanpa dosa menatap sang ayah di sisi tempat tidurnya, "Yah, maafkan Teddy, ya soal mobil itu," ujarnya lirih, "Tapi kapan ya Yah, jari Teddy tumbuh lagi?"Menyaksikan anak yang dicintainya merintih seperti itu, hati Andy terasa diremas pilu. Digayuti perasaan bersalah, ia bergegas pulang. Sekali lagi, ayah muda ini kehilangan kendali, lalu bunuh diri.Ingat, terlalu sering kita gagal menyadari perbedaan antara orang dan tindakannya. Manusia bisa salah. Namun tindakan yang kita lakukan dalam kemarahan akan menghantui hidup selamanya. Austin O’Malley, seorang dokter ahli kejiwaan Amerika Serikat yang tersohor dengan bukunyaKeystones of Thoughtpernah mengatakan, "Jikalau bergaul dengan anak-anak, jangalah sampai kehilangan akal. Duduklah di lantai bersama mereka." Anak-anak dilahirkan tidak hanya untuk kita didik dan besarkan, melainkan juga untuk mendidik dan menguji kita sebagai orangtua.Ingat selalu cerita di atas setiap kali melihat kenakalan anak-anak atau kelalaian teman kita. Pikir dulu sebelum kehilangan kesabaran. Mobil rusak bisa diperbaiki, tapi tulang patah dan hati yang terluka sulit disembuhkan. (Intisari).