Kehadiran Yang Jujur

K. Tatik Wardayati

Editor

Kehadiran Yang Jujur
Kehadiran Yang Jujur

Intisari-Online.com – Menemani seorang kawan yang sedang susah bukanlah hal yang mudah, dan sering kali membuat kita merasa tidak nyaman. Kita tidak tahu harus berbuat apa, harus berkata bagaimana dan kita bertanya-tanya dalam hati harus memberikan tanggapan apa atas hal-hal yang kita dengar.

Kita mengalami godaan besar untuk berbicara. Tetapi sebenarnya hal itu lebih didorong oleh rasa khawatir atau takut kita sendiri daripada oleh perhatian kita kepada kawan yang sedang kesusahan. Kadang-kadang kita berkata, “Sekarang keadaanmu lebih baik daripada kemarin,” atau “Saya yakin engkau akan segera dapat mengatasi kesulitan ini.” Sementara itu, kita tahu bahwa yang kita katakan sebetulnya tidak benar, dan kawan kita juga tahu mengenai hal itu.

Kita tidak perlu bersandiwara satu sama lain. Kita dapat berkata saja, “Saya kawanmu dan saya senang dapat berada di sini bersamamu.” Kita dapat menyatakannya dengan kata-kata, atau sekadar pandangan dan sentuhan penuh perhatian. Kadang-kadang baik mengatakan, “Engkau tidak usah berbicara. Silakan istirahat saja, saya menunggumu di sini sambil berdoa bagimu.” (Bread for the Journey)