Jangan Nilai Buku dari Sampulnya

K. Tatik Wardayati

Editor

Jangan Nilai Buku dari Sampulnya
Jangan Nilai Buku dari Sampulnya

Intisari-Online.com – Jangan nilai buku dari sampulnya. Begitu ujaran yang amat sering kita dengar. Ujaran yang bermaksud untuk mengingatkan kita supaya jangan menilai seseorang hanya dari tampak luarnya. Soalnya, penilaian itu bisa benar, namun bisa juga salah. Seperti cerita berikut.

Tak seorang pun di departemen topi wanita menyukai Laura. Ia sombong dan terlalu angkuh untuk bersosialisasi dengan teman-teman lain. Hingga suatu hari, Maude, yang bekerja di seberang meja Laura, memutuskan sudah waktunya untuk berubah. Ia berpikir akan mengubah sifat sombong Laura dan caranya, mungkin jika mereka melakukan suatu percakapan.

Maude mendekati kubikel Laura dan berkata, “Kau tahu, setiap kali aku melirik, aku melihat bayangan kepalamu di jendela belakangmu. Aku pikir kau memiliki profil tercantik dan rambut yang pernah saya lihat."

Maude heran, ketika Laura mulai menangis. “Itu kalimat yang saya dengar pertama kali setelah bertahun-tahun saya bekerja di sini,” jelas Laura.

Maude merasa tidak enak dan tidak yakin apa yang harus dikatakan selanjutnya. Ia merasa tidak menyiapkan kata-kata tadi. Laura tidaklah sombong seperti yang dituduhkan orang kepadanya – dia hanya sangat pemalu dan takut untuk berbicara lebih dulu kepada siapa pun. Departemen ini benar-benar telah salah menilai dirinya selama ini!

Entah bagaimana, Maude berhasil mengatakan hal yang benar yang mendorong Laura untuk terus berbicara. Ia dan Laura menjadi teman akrab, yang mempengaruhi pekerja lain untuk berteman juga dengan Laura. Semua perhatian positif membantu langkahnya keluar dari cangkangnya. Lalu, untuk pertama kalinya orang tahu siapa dia sebenarnya.

Orang tidaklah selalu apa yang tampak. Jangan pernah melewatkan kesempatan untuk membuat perbedaan. (Your Life Support System)