Kisah Semut

K. Tatik Wardayati

Editor

Kisah Semut
Kisah Semut

Intisari-Online.com – Suatu pagi di teras, hampir satu jam aku menonton semut kecil membawa bulu besar. Beberapa kali ia berhadapan dengan rintangan di jalan dan setelah berhenti beberapa saat ia akan membuat jalan memutar. Pada satu titik, semut harus melewati celah dalam beton sekitar 10 mm lebarnya. Setelah berpikir singkat, semut itu meletakkan bulu, berjalan di atasnya, lalu mengambil bulu dari sisi lain kemudian meneruskan perjalanannya.

Aku terpesona oleh kecerdikan semut ini, salah satu makhluk Tuhan terkecil. Benar-benar keajaiban penciptaan. Bisa dibilang serangga ini kecil dalam ukuran, mungkin saja belum dilengkapi dengan otak untuk berpikir, mengeksplorasi, menemukan, dan mengatasi. Tapi semut ini, berbagi kegagalan yang dialami manusia. Setelah beberapa waktu akhirnya semut mencapai tujuan, tempat tidur di pojokan teras dan sebuah lubang kecil yang merupakan pintu masuk ke rumah bawah tangan. Bagaimana bisa bulu besar tersebut masuk ke lubang kecil itu? Tentu saja tidak bisa. Tapi semut ini, setelah mengalami semua masalah ini dan mengatasi masalah sepanjang jalan, ia meninggalkan bulu dan pulang.

Semut tidak memikirkan masalah yang terjadi sebelum memulai perjalanan, meskipun akhirnya menganggap bulu itu tak lebih daripada beban. Bukankah hidup kita seperti itu. Kita selalu khawatir tentang keluarga, khawatir tentang uang atau kurangnya uang, khawatir tentang pekerjaan, tentang di mana kita hidup, tentang segala macam hal. Itu semua adalah beban, yang selalu kita bawa sepanjang jalan hidup dan membawanya dalam setiap hambatan, hanya akhirnya kita anggap tidak perlu kita bawa-bawa saat sampai di tempat tujuan.

Jalani saja kehidupan ini sebaik-baiknya. Tidak perlu mengkhawatirkan banyak hal yang belum terjadi. (*)