Intisari-Online.com - Kisah yang diambil dari buku Ki Hajar Dewantara Ayahku ini bertutur tentang makan malam pertama keluarga Ki Hajar Dewantara sesaat setelah ditetapkan menjadi Menteri Pengajaran.
Hari Minggu Pon 19 Agustus 1945, Ki Hajar Dewantara berangkat pagi-pagi dan pulang larut malam. Pemerintah Indonesia baru saja terbentuk dengan Ir. Soekarno sebagai Presiden dan Drs. Moh. Hatta sebagai Wakil Presiden. Menteri-menteri pun sudah ditetapkan dan juga diangkat.
Nyi Hajar sebenarnya berencana untuk menyiapkan lauk ekstra. Sayangnya, di Pasar Gondangdia terjadi insiden sehingga pasar bubar. Sebagai gantinya, Nyi Hajar memberikan sejumlah uang kepada anaknya Bambang Sokawati Dewantara (yang menulis buku itu) dengan pesan, "Kalau ada tukang bakmi lewat, sebaiknya Bapak dibelikan bakmi saja."
Malam sudah larut saat Ki Hajar sampai di rumah. Meski lelah, namun ia tak lupa menanggalkan kebiasaan untuk menceriterakan segala hal yang terjadi dan dialaminya pada hari itu kepada seluruh anggota keluarga. Saat Ki Hajar bercerita, Bambang melihat tukang bakmi lewat langsung ia mengambil rantang dan menghentikan tukang bakmi itu.
Kebetulan tukang bakmi sedang melayani pesanan Mr. Ali Sastroamijoyo dan istrinya. Bambang ditanyai beberapa hal sampai pesanan bakmi Mr Ali selesai. Lalu Bambang memberikan rantang seraya memesan mi rebus. Namun ketika akan membayar, Bambang merasa kebingungan. Ia mencari uang yang diberikan ibunya ke semua saku celana namun tidak menemukan. Ia pun pulang membawa rantang tanpa membayar bakmi.
Setelah menyerahkan rantang bakmi, Bambang buru-buru masuk kamar untuk mengambil uang di laci mejanya. Buru-buru keluar lagi dan ketika ditanya Bapaknya ia hanya bilang uang pemberian ibu hilang entah ke mana. Begitu masuk rumah kembali, kedua orangtua Bambang sudah berada di meja makan.
Di meja makan mereka melihat Ki Hajar sudah kelelahan. Istrinya pun berkata, "Untuk Yang Mulai Menteri Pengajaran, kali ini bakmi boleh dihabiskan." Namun Ki Hajar tak mau menghabiskan semuanya. Sisa sedikit dikasihkan ke Bambang sambil berkata, "Habiskanlah, biasanya begadang 'kan lapar."
Berhubung tinggal sedikit, Bambang ingin makan langsung di rantang itu. Namun Nyi Hajar mencegahnya. "Pakailah piring."
Maka bakmi pun dituang ke piring. Ternyata ... tertuang pula uang yang harusnya digunakan untuk membayar bakmi tadi. Ternyata Bambang menaruh uang di rantang dan terlupa untuk mengambilnya ketika ia memberikan rantang ke tukang bakmi. Ki Hajar dan Nyi Hajar tertawa melihat kejadian itu. Bambang berulang-ulang meminta maaf atas keteledorannya itu.
"Tak apalah. Mungkin ini memang harus terjadi supaya kita selalu ingat pada peristiwa bersejarah ini dan selalu dapat bercerita bahwa ketika Bapak diangkat jadi menteri dalam Kabinet Republik Indonesia yang pertama kita telah mengadakan syukuran di tengah malam dengan makan bakmi yang dibumbui uang jepang terakhir yang lecek," kata Ki Hajar.