Kita Lihat Saja Nanti

K. Tatik Wardayati

Penulis

Kita Lihat Saja Nanti
Kita Lihat Saja Nanti

Intisari-Online.com – Ini adalah sebuah kisah seorang petani miskin di wilayah tengah Cina. Karena tak memiliki traktor, ia menggunakan kuda tua untuk membajak tanahnya.

Suatu sore, saat sedang menggarap tanahnya, kudanya terjatuh dan mati. Semua orang di desa itu mengatakan, “Oh, apa yang terjadi benar-benar mengerikan.” Petani itu mengatakan, “Kita lihat saja nanti.” Ia begitu damai dan tenang. Orang di desa itu berkumpul, dan karena mengagumi sikapnya, mereka memberinya kuda baru sebagai hadiah.

Reaksi semua orang sekarang, “Ah, orang yang beruntung.” Petani itu mengatakan, “Kita lihat saja nanti.”

Beberapa hari kemudian, kuda baru itu melompati pagar dan melarikan diri. Semua orang di desa menggelengkan kepada dan berkata, “Malang sekali pemuda itu!”

Petani itu tersenyum dan berkata, “Kita lihat saja nanti.”

Akhirnya, kuda tersebut menemukan jalan pulang, dan semua orang berkata lagi, “Sungguh pria beruntung.”

Petani itu menjawab, “Kita lihat saja nanti.”

Di tahun berikutnya, petani itu keluar dengan menunggang kuda dan jatuh, lalu kakinya patah. Semua orang di desa tempat tinggalnya mengatakan, “Malang sekali pemuda miskin itu.”

Sekali lagi, petani itu berkata, “Kita lihat saja nanti.”

Dua hari kemudian, tentara datang ke desa mencari pemuda untuk diikutsertakan dalam wajib militer. Ketika mereka melihat si petani miskin itu patah kaki, mereka memutuskan untuk tidak merekrutnya.

Semua orang berkata, “Sungguh pemuda yang beruntung.”

Petani itu tersenyum lagi, dan berkata, “Kita lihat saja nanti.”

Tidak ada gunanya bereaksi berlebihan terhadap sebuah peristiwa dan keadaan kehidupan kita sehari-hari. Banyak yang terlihat sebagai ketidakberuntungan, sebenarnya tersembunyi sebuah hadiah. Ketika hati kita berada di tempat yang tepat, semua peristiwa dan keadaan adalah karunia yang kita dapat dari pelajaran berharga. (*)