Intisari-Online.com – Ini kisah tentang Raja Midas yang serakah. Ia memiliki banyak emas dan semakin ingin memiliki lebih banyak lagi. Ia menyimpan semua emas di brankas dan ia menghabiskan waktu setiap hari untuk menghitung jumlah emasnya.
Suatu hari ketika ia sedang menghitung, ada orang asing yang entah dari mana datangnya mengatakan kepadanya ia akan mengabulkan permintaan Mida. Raja itu senang dan berkata, “Saya ingin segala sesuatu yang saya sentuh berubah menjadi emas.” Orang asing itu bertanya kepada raja, “Apakah Anda yakin?” Jawab raja itu, “Ya.”
Akhirnya orang asing itu berkata, “Mulai besok pagi saat sinar matahari terbit, apa pun yang Anda sentuh akan menjadi emas.” Raja berpikir ini hanyalah mimpi, ternyata ini benar. Keesokan harinya ketika ia bangun, ia menyentuh tempat tidur, pakaian, dan semuanya berubah menjadi emas. Ia melihat keluar jendela dan melihat putrinya bermain di taman. Ia memutuskan akan memberinya kejutan dan berpikir putrinya pasti senang.
Akan tetapi sebelum pergi ke taman ia memutuskan membaca buku. Saat ia menyentuh buku yang ingin dibacanya, buku itu berubah menjadi emas dan ia tidak bisa membacanya lagi. Lalu ia duduk untuk sarapan dan saat ia menyentuh buah dan segelas air, semua menjadi emas. Ia lapar dan berkata pada dirinya sendiri, “Aku tidak bisa makan dan minum emas.” Ketika itu putrinya datang berlari dan memeluknya. Seketika putrinya pun berubah menjadi patung emas. Tidak ada lagi senyuman tersisa.
Raja menundukkan kepalanya dan mulai menangis. Orang asing yang mengabulkan permintaannya datang lagi dan bertanya senangkah raja dengan sentuhan emasnya. Raja berkata, ialah orang yang paling menyedihkan.
Orang asing itu bertanya, “Mana yang Anda lebih suka, makanan dan putri yang mencintai Anda atau bongkahan emas dan patung emasnya?”
Raja menangis dan memohon ampun. Ia berkata, “Aku akan memberikan semua emasku. Tolong kembalikan putriku karena tanpa dia saya telah kehilangan segalanya.”
Orang asing itu berkata kepada raja, “Nah, kini Anda menjadi lebih bijaksana dari sebelumnya.” Ia pun membalik mantra. Raja mendapatkan putrinya kembali dalam pelukannya dan raja mendapatkan pelajaran berharga yang tidak akan ia lupakan dalam sisa hidupnya.
Kadang-kadang mendapatkan apa yang kita inginkan mungkin menjadi cerita sedih daripada tidak mendapatkan apa yang kita inginkan. Tidak seperti permainan sepak bola yang pemainnya dapat diganti, permainan hidup tidak memungkinkan ada pergantian. Kita mungkin tidak mendapatkan kesempatan kedua untuk membalikkan cerita sedih seperti yang pernah dilakukan raja Midas tadi. (*)