Intisari-Online.com – Bentuk empati diberikan bukan hanya kepada orang yang membutuhkan, tapi kepada semua makhluk ciptaan Tuhan. Kisah anak laki-laki berikut ini semoga memberikan gambaran bagaimana kita berempati kepada semua makhluk.
Seorang anak laki-laki pergi ke toko hewan peliharaan untuk membeli anak anjing. Empat dari anak anjing itu duduk berjajar, yang dijual dengan harga masing-masing Rp850.000. Ada seekor anak anjing yang duduk sendirian di pojok. Anak itu bertanya, apakah anak anjing itu dari keturunan yang sama? Apakah juga dijual? Mengapa ia duduk sendirian di pojok?
Pemilik toko itu menjawab bahwa anak anjing itu dari keturunan yang sama, hanya cacat, dan tidak untuk dijual. Anak anjing itu lahir tanpa soket pinggul dan kakinya tidak ada.
Anak itu bertanya, “Apa yang akan Anda lakukan dengannya?”
Pemilik toko itu menjawab bahwa anak anjing itu akan ‘ditidurkan’. Anak laki-laki itu kembali bertanya, apakah ia bisa bermain dengan anak anjing itu. Pemilik toko berkata, “Tentu.”
Anak laki-laki itu pun mengambil anak anjing itu, seketika anak anjing itu menjilati telinganya. Akhirnya anak laki-laki itu memutuskan ingin membeli anak anjing itu. Pemilik toko mengatakan kembali bahwa anak anjing itu tidak dijual. Akan tetapi anak laki-laki itu bersikeras. Pemilik toko itu pun setuju. Anak itu mengeluarkan Rp35.000 dari sakunya. Lalu ia berlari menuju ibunya untuk mendapatkan sisa uangnya demi pembayaran anak anjing itu.
Ketika sampai di depan pintu saat mau keluar, pemilik toko bertanya kepada anak laki itu, “Saya tidak mengerti mengapa Anda membayar penuh untuk anak anjing satu itu, sementara Anda bisa membeli yang lebih baik dengan harga yang sama.”
Anak itu tidak mengucapkan sepatah kata pun. Ia hanya mengangkat celana kaki kirinya dan rupanya ia memakai kaki palsu. Pemilik toko hewan peliharaan itu pun mengatakan, “Saya mengerti. Silakan, mengambilnya.” (*)
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR