Intisari-Online.com – Setelah bertahun-tahun mencari, para pencari kebenaran diberitahu untuk pergi ke sebuah gua. Di sana mereka akan menemukan sebuah sumur. “Tanyakan apa itu kebenaran. Ia akan mengungkapnnya kepadamu.” Setelah menemukan sumur, para pencari menanyakan pertanyaan yang paling mendasar. Dari kedalaman datang jawaban, “Pergilah ke perempatan desa. Di sana engkau akan menemukan apa yang kau cari.”
Penuh harapan dan antusias, mereka lari ke perempatan. Namun hanya ada tiga toko yang agak menarik. Satu toko menjual potongan logam, toko lain menjual kayu, dan toko yang ketiga menjual kawat tipis. Tidak ada seorang pun di sana yang tampaknya dapat mengungkapkan kebenaran.
Kecewa, para pencari kebenaran kembali ke sumur untuk meminta penjelasan. Tapi mereka mendapatkan jawaban, “Anda akan mengerti di masa depan.” Saat mereka protes, hanya terdengar gema teriakan mereka sendiri. Marah karena merasa telah dibodohi, para pencari kebenaran melanjutkan pengembaraannya mencari kebenaran.
Tahun-tahun berlalu, kenangan pengalaman mereka di sumur berangsur menghilang hingga suatu malam, saat berjalan di bawah sinar bulan, terdengar suara musik sitar menarik perhatiannya. Musik itu indah dan penuh inspirasi.
Penasaran, para pencari kebenaran merasa tertarik terhadap pemain sitar tersebut. Mereka menatap jari-jari menari di atas senar. Mereka sadar ketika melihat sitar itu sendiri. Sitar terbuat dari kawat, potongan logam, dan kayu seperti yang pernah mereka lihat dalam tiga toko beberapa waktu lalu dan saat itu mereka berpikir tanpa makna tertentu.
Akhirnya mereka mengerti pesan dari hal ini. Kita telah diberikan segala sesuatu yang kita butuhkan. Tugas kita adalah untuk mengumpulkan dan menggunakannya dengan cara yang tepat. Tidak ada yang berarti selama kita hanya merasakan potongan-potongan secara terpisah. Tapi begitu potongan-potongan disatukan dalam sebuah perpaduan, sebuah kesatuan baru muncul, dan saat inilah kita mengerti sifat baru muncul yang dapat kita gunakan. (*)