Intisari-Online.com – Seorang pencari kayu di hutan melihat seekor serigala lumpuh. Ia heran mengapa serigala itu tetap hidup. Dari persembunyiannya, ia melihat seekor harimau datang dengan membawa kijang hasil buruannya. Harimau makan sekenyangnya dan meninggalkan sisanya begitu saja. Makanan sisa inilah yang kemudian disantap serigala.
“Oh, rupanya ini yang membuat serigala lumpuh itu tetap hidup,” pikir si pencari kayu.
Ia yakin Tuhan itu Maha Adil dan penuh cinta kasih. Ia pun berpikir, “Untuk apa aku setiap hari keluar masuk hutan mencari kayu? Aku akan menganggur di rumah dan aku yakin Tuhan itu adil dan murah hati. Dia akan memberi makanan juga kepadaku.”
Ia pun melaksanakan niatnya. Berhari-hari tidak mencari kayu. Namun, apa yang diharapkannya tidak kunjung datang. Ketika pencari kayu itu hampir mati karena kelaparan dan kehausan, terdengar olehnya suatu suara, “Hai orang bodoh! Sadarilah kenyataan ini. Engkau sehat dan kuat. Ikutilah teladan harimau dan jangan meniru serigala lumpuh!”
Orang cenderung ingn meniru apa yang dilihatnya menguntungkan. Keinginan seperti itu terkadang menyesatkan dan membuat diri terlena dan mau enaknya saja. Tentu saja Tuhan tidak menginginkan hal itu terjadi. (SD)