Intisari-Online.com – Seorang suami mengeluh karena merasa capek... capek, dan capek. Ia terlalu capek bekerja sendirian dan ingin agar isterinya membantu mencari nafkah. Sebab selama ini menurutnya, ia merasa isterinya itu tidak bekerja dan tidak berguna karena tidak bisa menghasilkan pemasukan tambahan. Hingga akhirnya sang suami pergi berkonsultasi dengan seorang psikolog.
Berikut ini tanya jawab antara seorang suami (S) dan Psikolog (P).
P : Apakah pekerjaan Bapak? S : Saya bekerja sebagai akuntan di sebuah Bank.
P : Isteri Bapak? S : Dia tidak bekerja. Hanya ibu rumah tangga saja.
P : Setiap pagi siapa yang menyediakan sarapan? S : Isteri saya yang menyediakan sebab dia tidak bekerja.
P : Jam berapa isteri bangun untuk menyediakan sarapan? S : Sebelum Subuh dia sudah bangun karena sebelum membuat sarapan dia beres-beres rumah dulu dan juga mencuci pakaian.
P : Anak-anak bapak ke sekolah bagaimana? S : Isteri saya yang mengantar sebab dia tidak bekerja.
P : Selepas mengantar anak-anak, apa yang selanjutnya isteri Bapak lakukan? S : Pergi ke pasar, kemudian kembali ke rumah untuk memasak dan membereskan jemuran. Isteri 'kan tak bekerja.
P : Petang hari selepas Bapak pulang ke rumah, apa yang Bapak lakukan? S : Beristirahat, karena seharian saya capek bekerja.
P : Lalu apa yang isteri Bapak lakukan? S : Mijitin badan saya yang pegel-pegel, Sediakan makanan, melayani anak, menyiapkan makan untuk saya dan membereskan sisa-sisa makanan dan bersih-bersih lalu lanjut menidurkan anak-anak.
P: Pak.. coba perhatikan, Menurut Anda siapa yang lebih banyak bekerja? Rutinitas seharian isteri Anda dimulai dari sebelum pagi hingga lewat malam. Tapi masih juga dikatakan tidak bekerja? Ibu Rumah Tangga memang tidak memerlukan segulung ijazah, pangkat atau jabatan yang besar, tetapi peranan ibu rumah tangga sangatlah penting Pak! Dari sini, justru istri Anda yang lebih banyak bekerja daripada Anda sendiri.
Degh!!! Seperti tertohok oleh pernyataan psikolog, si suami menyadari kalau anggapan dia selama ini keliru dan salah besar. Ia jadi terharu akan kerja keras istrinya. Ia langsung berpamitan pulang dan buru-buru menemui istrinya untuk meminta maaf dan memeluknya sambil mengungkapkan kata sayang. (*)