Kebahagiaan Itu Menular

K. Tatik Wardayati

Editor

Kebahagiaan Itu Menular
Kebahagiaan Itu Menular

Intisari-Online.com – Seorang pemuda berangkat kerja di pagi hari. Ia memberhentikan taksi dan masuk ke dalamnya.“Selamat pagi, Pak,” sapanya pada sopir taksi. “Pagi yang cerah bukan?” sambungnya sambil tersenyum, lalu bersenandung kecil.

Sang sopir tersenyum melihat keceriaan penumpangnya. Dengan senang hati, ia melajukan taksinya menuju tempat kerja sang pemuda itu.

Sesampainya di tempat tujuan, pemuda itu membayar dengan selembar uang 20 ribuan, untuk argo yang hampir 15 ribu.

“Kembaliannya buat Bapak saja. Selamat bekerja, Pak,” kata pemuda itu dengan tersenyum.

“Terima kasih,” jawab sopir taksi itu dengan penuh rasa syukur.

“Wah, aku bisa sarapan dulu nih,” pikir sopir taksi itu. Dan ia pun menuju ke sebuah warung.

“Biasa, Pak?” tanya si penjaga warung.

“Iya, biasa. Nasi sayur. Tapi pagi ini tolong tambahkan sepotong ayam goreng,” jawab sopir taksi itu dengan tersenyum.

Dan ketika ia selesai, lalu membayar makanannya, ditambahkannya seribu rupiah. “Buat jajan anaknya, Bu,” begitu katanya.

Dengan tambahan uang jajan seribu rupiah, pagi ini anak si penjual warung nasi berangkat ke sekolah dengan senyum lebih lebar. Ia bisa membeli 2 buah roti pagi ini. Lalu, ia memberikannya pada temannya yang tidak membawa bekal.

Begitulah. Cerita bisa berlanjut. Bergulir, seperti bola salju.

Pak sopir bisa lebih bahagia hari itu. Begitu juga keluarga si penjual nasi. Teman-teman anaknya. Keluarga mereka. Semua tertular kebahagiaan.

Kebahagiaan adalah sebuah pilihan. Siapkah kita menularkan kebahagiaan hari ini?