Intisari-Online.com – Ada seorang wanita yang menikah dengan pria yang tidak dicintainya. Ia menikah hanya menuruti keinginan orangtuanya. Suaminya menyuruhnya untuk bangun pukul lima pagi tiap hari, membuatkan sarapan untuknya dan menyajikannya tepat pukul 06.00. Sang suami mengharapkan ia selalu siap melayaninya. Hidup wanita itu menderita, karena hanya berusaha melayani setiap kebutuhan dan permintaan suaminya. Sampai suatu waktu suaminya meninggal dunia. Beberapa tahun kemudian, wanita itu menikah kembali. Kali ini dengan seorang pria yang sangat dicintainya. Suatu hari, ketika sedang membereskan dan membersihkan kertas-kertas kuno, dia menemukan selembar kertas berisi peraturan yang harus dilakukan sebagai istri. Peraturan itu dibuat oleh mendiang suaminya. Dengan hati-hati, dia membaca peraturan itu. “Bangun pukul lima. Hidangkan (sarapan) pada pukul enam tepat.” Dia terus membaca dan tiba-tiba berhenti serta merenung. “Lho, bukankah apa yang saya lakukan sekarang pun persis dengan apa yang saya lakukan dulu? Mengapa sekarang saya bisa melakukannya dengan sukacita, tanpa merasa terpaksa?” katanya. Ia tersenyum geli setelah menyadari perjalanan hidupnya. Lantas ia menjawab dalam hatinya, ”Ini karena cinta. Saya lakukan semua ini karena cinta. Saya merasakan sukacita atas apa yang aku lakukan ini.” Pernahkah kita merasa melakukan sesuatu karena terpaksa? Apa hasil yang kita peroleh? Tentu saja kita tidak akan mengalami sukacita. Kita tidak merasa bahagia setelah melakukan semuanya. Kita justru merasa tertekan. Kita merasa apa yang telah kita lakukan itu tidak membuahkan sesuatu bagi hidup kita.
Sebaliknya, kalau kita melakukan sesuatu dengan semangat yang dilandasi oleh cinta, kita akan lakukan apa saja demi cinta itu. Tidak perlu diminta, kita akan lakukan sesuatu untuk orang-orang yang kita cintai. Meski berat pekerjaan itu, kita akan merasa ringan melakukannya karena menyenangkan.
Demikian halnya dalam bekerja. Bila kita melakukannya karena cinta akan pekerjaan itu, maka apa yang kita kerjakan akan terasa ringan. Dan tentunya beres pada waktunya.
Mari kita lakukan segala sesuatunya demi dan karena cinta agar hidup kita lebih bahagia.