Intisari-Online.com – Kisah ini terjadi di sebuah negara maju beberapa dekade yang lalu. Cukup menghebohkan karena akhirnya Sang Perdana Menteri negara tersebut turun tangan dan mengeluarkan dekrit tentang lansia di negaranya.
Dikisahkan seorang kaya raya, mantan pengusaha sukses yang mengundurkan diri dari dunia bisnis ketika istrinya meninggal dunia. Jadilah ia seorang single parent yang berusaha membesarkan dan mendidik anak laki-laki satu-satunya hingga mampu mandiri dan menjadi seorang yang berhasil dalam pendidikan.
Ketika anak tunggalnya itu menikah, ia meminta izin ayahnya untuk tinggal bersama di apartemen ayahnya yang mewah dan besar. Ayahnya tentu saja dengan senang hati mengizinkan anak menantunya itu tinggal bersama-sama dengannya. Terbayang di benak orangtua tersebut bahwa apartemennya yang luas dan mewah tersebut tidak akan sepi, apalagi jika ia mempunyai cucu. Betapa bahagianya orangtua itu bisa berkumpul dan berbagi kebahagiaan dengan anak dan menantunya.
Pada mulanya terjadi komunikasi yang sangat baik antara ayah-anak-menantu. Hingga membuat ayahnya yang sangat mencintai anak tunggalnya itu tersebut tanpa sedikitpun ragu mewariskankan seluruh harta kekayaan termasuk apartemen yang mereka tinggali. Tahun-tahun berlalu. Masalah klasik dalam rumah tangga tetap terjadi dalam rumah itu. Hingga akhirnya tanpa sebab yang jelas pada suatu hari mereka bertengkar hebat yang berakhir sang anak dengan teganya mengusir ayahnya keluar dari apartemen yang diwariskan oleh sang ayah.
Karena seluruh harta, apartemen, saham, deposito, emas dan uang tunai sudah diberikan kepada anaknya, maka mulai hari itu bapak tua itu menjadi pengemis di sebuah jalan utama. Bayangkan, orang kaya mantan pebisnis yang cukup terkenal di negara maju, tiba-tiba menjadi pengemis! Suatu hari, tanpa disengaja melintas mantan teman bisnisnya dulu dan memberikan sedekah, dia langsung mengenali si ayah ini dan menanyakan kepadanya, apakah ia teman bisnisnya dulu. Tentu saja, si ayah malu dan menjawab bukan, "Mungkin Anda salah orang," katanya. Akan tetapi temannya curiga dan yakin, bahwa orang tua yang mengemis di jalan besar itu adalah temannya yang sudah beberapa lama tidak ada kabar beritanya. Kemudian, temannya ini mengabarkan hal ini kepada teman-temannya yang lain, dan mereka akhirnya bersama-sama mendatangi orang tersebut. Semua mantan sahabat karibnya tersebut langsung yakin bahwa pengemis tua itu adalah mantan pebisnis kaya yang dulu mereka kenal. Dihadapan para sahabatnya, si ayah dengan menangis tersedu-sedu, menceritakan semua kejadian yang sudah dialaminya. Maka, terjadilah kegemparan di sana, karena semua orangtua di sana merasa sangat marah terhadap anak yang sangat tidak bermoral itu. Kegemparan tersebut sampailah terdengar di telinga Perdana Menteri negara tersebut. Ia sangat marah dan lantas memanggil anak dan menantu durhaka tersebut. Lalu Perdana Menteri itu memanggil notaris dan saat itu juga warisan itu dibatalkan demi hukum. Segala surat warisan disobek oleh Sang Perdana Menteri. Segala harta milik orang tua itu kembali lagi kepadanya. Sementara anak-menantunya dilarang masuk ke apartemen ayahnya.
Hingga akhirnya Perdana Menteri itu mengeluarkan sebuah kebijakan, yang melarang kepada para orangtua untuk tidak mewariskan harga bendanya kepada siapapun sebelum mereka meninggal dunia. Agar para lansia itu tetap dihormati dan dihargai hingga akhir hayatnya. Dan agar semua perusahaan negara dan swasta di negara itu memberikan pekerjaan kepada para lansia, agar mereka tidak tergantung kepada anak-menantunya dan mempunyai penghasilan sendiri hingga mereka dengan bangga bisa memberikan sekadar uang jajan kepada cucu-cucunya dari hasil keringat mereka sendiri.
Sebaliknya, anak-anak pun dididik untuk menjadi bijak dan terus memelihara rasa hormat dan sayang kepada orangtuanya, bagaimanapun kondisi orangtua tersebut.
Sang Perdana Menteri seolah mengingatkan warganya agar selalu mengenang saat mereka masih balita. Orangtua merekalah yang membersihkan tubuh mereka dari semua bentuk kotoran, juga memberi makan dan menyuapi dengan tangan mereka sendiri. Menggendong kala mereka menangis meski dini hari dan merawatnya ketika mereka sakit.
Bagaimana dengan kita?