Intisari-Online.com – Berjalan menyusuri jalan setapak di hutan Georgia, aku melihat genangan air dan lumpur di depan jalan. Aku minggir untuk mengambil jalan yang tidak tertutup air dan lumpur.
Saat aku sampai di genangan air, tiba-tiba ak diserang! Namun aku tidak melakukan apa pun karena terkejut mendapatkan serangan tak terduga dari sumber yang benar-benar tak terduga.
Aku terkejut dan terluka. Aku mundur satu kaki dan si penyerang berhenti menyerangku. Alih-alih menyerang lagi, ia melayang di udara dengan sayap kupu-kupu yang anggun di depanku. Aku melihatnya lucu, dan tertawa. Setelah tersadar, rupanya aku sedang diserang oleh kupu-kupu!
Setelah berhenti tertawa, aku mengambil langkah maju. Penyerangku rupanya menyerang lagi. Ia menabrakku di bagian dada dengan kepala dan tubuhnya, ia menyerangku lagi dan lagi. Sepertinya dengan sekuat tenaga, namun masih tidak berhasil. Untuk kedua kalinya, aku mundur selangkah, dan si penyerang mengalah. Sekali lagi, aku mencoba bergerak maju. Eh, ia menyerang lagi. Ia menabrak dadaku berulang-ulang. Bingung, serta tidak yakin apa yang harus dilakukan, aku mundur untuk yang ketiga kalinya.
Aku hanya bingung, jarang sekali seseorang diserang oleh kupu-kupu. Kali ini, aku melangkah mundur beberapa langkah untuk melihat ada apa sebenarnya. Aku melihat penyerangku mendarat di tanah. Saat itulah aku menemukan apa yang menyebabkan aku diserang bertubi-tubi oleh kupu-kupu. Rupanya kupu-kupu pasangannya sedang sekarat di tanah. Ia berada di samping genangan air tempatnya mendarat.
Kupu-kupu itu hinggap di sampingnya, membuka dan menutup sayapnya seolah mengipasi pasangannya. Aku hanya bisa mengagumi cinta dan keberanian kupu-kupu dalam perhatiannya terhadap pasangannya.Ia mengambil risiko menyerangku demi pasangannya, meskipun ia bisa mati. Apalagi aku begitu besar dibandingkan kupu-kupu itu. Ia melakukannya untuk memberikan momen berharga saat pasangannya masih hidup. Dan aku melakukan tindakan cukup ceroboh bila melangkah karena akan menginjak pasangannya.
Sekarang aku tahu mengapa dan apa yang dia perjuangkan. Hanya satu pilihan buatku. Aku berhati-hati memutar jalan di sekitar genangan air. Meskipun jalan itu tidak lebar dan sangat berlumpur.Keberaniannya dalam menyerang sesuatu yang ribuan kali lebih besar dan lebih berat dari dirinya sendiri untuk keselamatan pasangannya benar-benar membuatku mengalah. Aku telah mengganggu saat ia harus mendapatkan waktu untuk menemani pasangannya.
Aku pun meninggalkan mereka dalam damai selama beberapa saat terakhir, lalu membersihkan lumpur dari sepatu dan bergegas masuk ke mobil.
Sejak saat itu, aku selalu berusaha untuk mengingat keberanian kupu-kupu itu setiap kali aku melihat rintangan besar yang mampir dalam kehidupanku. Aku menggunakan keberanian kupu-kupu sebagia inspirasi dan mengingatkan diri sendiri bahwa hal-hal baik ada yang patut untuk diperjuangkan.