Intisari-Online.com – Sang Guru sedang mengunjungi sungai Gangga untuk mandi. Ia menemukan sekelompok anggota keluarga di tepi sungai yang saling berteriak dengan nada marah pada satu sama lain. Ia berbalik kepada murid-muridnya, tersenyum dan bertanya, “Mengapa orang berteriak marah satu sama lain?”
Murid-muridnya berpikir sejenak, salah satu dari mereka berkata, “Karena kita kehilangan ketenangan, maka kita pun berteriak.”
“Tapi, mengapa Kau harus berteriak padahal hanya ada orang lain di sebelahmu? Bukankah bisa mengatakan dengan cara yang lembut,” tanya Sang Guru.
Para murid berebutan memberikan sejumlah jawaban, tetapi tidak ada yang memuaskan.
Akhirnya Guru menjelaskan, “Ketika dua orang marah, hati mereka saling menjauh. Untuk menutupi jarak, mereka harus berteriak agar dapat mendengar satu sama lain. Semakin mereka marah, maka mereka harus berteriak semakin kuat agar dapat mendengar satu sama lain yang 'jarak hatinya' semakin jauh.
Apa yang terjadi ketika dua orang jatuh cinta? Mereka tidak berteriak satu sama lain tetapi berbicara lembut. Karena hati mereka sangat dekat. Jarak antara mereka juga tidak ada, atau sangat kecil.Ketika mereka saling mencintai, apa yang terjadi? Mereka tidak berbicara, hanya berbisik. Mereka saling dekat satu sama lain dalam cinta mereka.
Akhirnya bahkan mereka tidak perlu berbisik, mereka hanya melihat satu sama lain saja. Itulah seberapa dekat dua orang ketika mereka saling mencinta.”
Guru menatap murid-muridnya dan berkata, “Jadi, ketika kalian berdebat, jangan biarkan hati saling menjauh. Jangan ucapkan kata-kata yang membuat jarak satu sama lain. Atau yang lain akan datang ketika jarak begitu besar karena kalian tidak menemukan jalan untuk kembali.”