Sang Pewaris Takhta

K. Tatik Wardayati

Editor

Sang Pewaris Takhta
Sang Pewaris Takhta

Intisari-Online.com – Sebuah legenda mengisahkan, sebuah kerajaan diperintah oleh seorang raja yang tidak memiliki anak. Raja mengirimkan utusannya untuk memberikan sebuah pengumuman di semua kota wilayah kekuasaannya. Ia meminta setiap orang muda yang berkualitas mendaftarkan diri untuk wawancara dengannya sebagai kemungkinan menggantikan dirinya naik tahta. Kandidat yang mendaftar harus memiliki dua kualifikasi, yaitu mereka harus mencintai Tuhan dan mencintai sesama manusia.

Seorang pemuda yang mendengar pengumuman tersebut merasa ia mencintai Tuhan dan juga sesamanya. Hanya saja, ia begitu miskin sehingga ia tidak yakin dapat memenuhi undangan raja karena ia tidak mempunyai pakaian yang pantas. Ia juga tidak mempunyai cukup uang untuk memulai perjalanannya ke istana. Pemuda itu akhirnya meminjam uang ke beberapa temannya untuk membeli pakaian yang pantas dan untuk bekal perjalanannya ke istana.

Dengan mengenakan pakaian yang pantas dan cocok, pemuda itu pun berangkat ke istana. Dan ketika hampir menyelesaikan perjalanannya, ia bertemu dengan seorang pengemis miskin di pinggir jalan. Pengemis itu duduk dengan gemetaran, hanya memakai pakaian compang-camping. Lengan besarnya memohon bantuan. Dari suaranya yang parau terdengar lemah, “Aku lapar dan kedinginan. Tolong bantu aku..”

Pemuda itu begitu tersentuh oleh pengemis itu. Ia segera menanggalkan pakaian barunya dan menukar pakaian pengemis itu. Tanpa pikir panjang ia memberikan kepada pengemis itu seluruh uangnya untuk membeli makan.

Dengan agak ragu-ragu, pemuda itu melanjutkan perjalanannya mengenakan pakaian pengemis tadi. Ada keinginan ia hendak kembali pulang saja. Tapi ia meneruskan perjalanannya. Setibanya di istana, seorang pengawal raja membawanya ke ruang tengah. Setelah membersihkan diri, pengawal membawa pemuda itu ruang tempat raja bertahta.

Pemuda itu menyembah raja. Ketika ia mengangkat wajahnya, ia ternganga, “Bukankah Anda pengemis di pinggir jalan tadi?”

“Ya,” jawab raja sambil mengerlingkan mata, “Akulah pengemis itu.”

“Tapi… Anda tidak benar-benar pengemis. Anda adalah raja. Kalau begitu, kenapa Anda melakukan ini padaku?” Tanya pemuda itu setelah tenang dari keterkejutannya.

“Karena aku harus mengetahui apakah Kau benar-benar mencintai Tuhan dan sesama manusia,” kata Raja. “Aku tahu jika aku mendatangimu sebagai raja, engkau akan terkesan dengan mahkota emas bertatahkan permata dan jubah kerajaanku. Engkau bisa melakukan apapun yang aku minta karena aku raja. Tapi aku tak pernah tahu apa yang benar-benar ada dalam hatimu. Makanya aku gunakan tipu muslihat.

Aku menyamar sebagai pengemis untuk mengetahui apa yang ada di hati para pemuda yang ingin datang ke istana. Benarkah mereka benar-benar mencintai sesama manusia. Dan aku menemukan pada dirimu bahwa kau dengan tulus mencintai Tuhan dan sesama manusia.”

“Engkau akan menjadi penggantiku,” janji Raja, “Kau akan mewarisi seluruh kerajaanku.”