Intisari-Online.com – Sekali waktu, ada burung yang terbuat dari batu. Ia adalah makhluk yang indah dan ajaib. Ia tinggal di dekat pintu masuk sebuah hutan yang indah antara dua gunung. Burung itu begitu berat sehingga ia harus berjalan di sepanjang tanah.
Meskipun demikian, ia menikmati melihat pohon-pohon setiap hari, bermimpi suatu hari bisa terbang dan menikmati pemandangan pedesaan yang indah dari ketinggian. Tapi mimpi itu menghilang setelah kebakaran besar.
Kini yang tersisa hanyalah pohon-pohon dan tanaman yang hangus, dan setiap hewan yang tinggal di sana telah pergi. Burung batu itu satu-satunya bentuk kehidupan yang mampu bertahan dari api. Ketika ia melihat apa yang terjadi pada hutan, ia sedih, dan tidak bisa berhenti menangis. Ia menangis, dan menangis berjam-jam, hingga berhari-hari. Ia menangis dengan perasaannya yang terdalam sehingga air matanya mengenai batu di badannya. Tubuhnya benar-benar meleleh dan akhirnya burung itu berubah menjadi genangan air.
Tapi ketika matahari keluar, genangan air mata menguap ke langit dan menjadi awan kecil yang bahagia yang bisa terbang di atas pohon dan melihat segala sesuatu di bawahnya.
Sejak saat itu, awan kecil berkelana ke seluruh dunia, menikmati pemandangan semua hutan dan pedesaan yang indah. Dan mengingat kerusakan karena kebarakan di hutannya sendiri, awan kini sangat berhati-hati menuangkan hujan yang turun pada setiap pohon yang dilihatnya terbakar.
Sebuah kisah untuk mengembangkan kepekaan dan cinta pada alam. (*)