Museum Radya Pustaka, Tertua di Indonesia

Rusman Nurjaman

Editor

Museum Radya Pustaka, Tertua di Indonesia
Museum Radya Pustaka, Tertua di Indonesia

Intisari-Online.com - Oktober 2012 Museum Radya Pustaka berusia 120 tahun. Melampaui usia Republik Indonesia, museum ini sempat didera berbagai masalah. Koleksi arcanya memang amat berharga.

Radya artinya keraton dan Pustaka artinya perpustakaan. Museum ini didirikan oleh Kanjeng Raden Adipati Sosrodingrat IV pada tanggal 28 Oktober 1890. Awalnya berlokasi di dalem kepatihan. Pada 1 Januari 1913, museum pindah ke Loji Kadipolo, lokasi saat ini. Rumah kediaman seorang warga Belanda bernama Johannes Busselaar ini dibeli oleh Paku Buwono X. Di atas tanah seluas 523,24 meter persegi inilah Museum Radya Pustaka berdiri hingga kini.

Berbeda dengan museum-museum lainnya, Radya Pustaka tidak berada di bawah naungan Dinas Purbakala maupun Dinas Pariwisata pemerintah daerah setempat. Museum ini berada di bawah naungan Yayasan Paherman Radyapustaka Surakarta yang dibentuk pada 1951.

Memasuki gerbang museum akan disambut oleh patung Raden Ngabehi Rangga Warsita, seorang pujangga Keraton Surakarta yang sangat termasyhur pada abad ke-19. Patung ini diresmikan oleh Presiden Soekarno pada tanggal 11 November 1953. Di depan dan di belakang patung ini terdapat prasasti yang menggunakan aksara Jawa.

Tak jauh dari loket masuk ada beberapa meriam beroda masa VOC yang berasal dari abad ke-17 dan ke-18. Juga beberapa meriam kecil milik Keraton Kartasura. Selain itu terdapat pula beberapa arca Hindu-Buddha. Seperti Rara Jonggrang yang artinya adalah “perawan tinggi” namun sebenarnya adalah arca Dewi Durga; arca Boddhisatwa dan Siwa. Arca-arca ini ditemukan di sekitar daerah Surakarta.

Arca memang termasuk koleksi museum ini. Ada juga pusaka adat, wayang kulit, dan buku-buku kuno. Radya Pustaka mengoleksi buku kuno yang selama ini banyak dicari, yaitu di antaranya Serat Wulang Reh yang ditulis Pakubuwono IV. Isinya antara lain mengenai petunjuk pemerintahan. Naskah kuno lainnya yang juga banyak dicari dan dikoleksi museum ini adalah Serat Rama karya pujangga Keraton Surakarta bernama Yasadipura I yang menceritakan tentang wiracarita Ramayana. Maket beberapa bangunan juga menghiasi museum ini. Salah satunya Makam Raja-raja Yogyakarta dan Surakarta di Imogiri.

Museum Radya Pustaka

  • Jalan Slamet Riyadi No. 275, Solo.
  • Tiket masuk: Rp. 2. 500 (untuk rombongan sekolah ada diskon khusus) | Tiket kamera: Rp 5.000.
  • Jadwal buka: Selasa-Kamis; Sabtu Pukul 09.00-14.00 WIB | Jumat: 08.00-12.00 WIB | Senin tutup.
  • Koordinat Bumi: S7o34’06,1” E110o48’52,2”
Tips Travel:

  • Patuhilah peringatan yang tertulis untuk tidak menyentuh atau menduduki barang koleksi museum sebab bisa merusak barang tersebut.
View Museum Radyapustaka in a larger map