Intisari-Online.com - Apple setiap tahun meluncurkan versi baru iPhone. Namun, hampir setiap tahun juga mereka menghadapi masalah yang sama: tingginya permintaan dan kendala pasokan bahan baku.
Masalah tersebut sudah berlangsung sejak lama sehingga sudah dianggap seperti "kutukan". Sedikit banyak hal ini juga merugikan dari sisi potensi penjualan yang tak terpenuhi.
Namun, dikutip dari BGR, kutukan iPhone tersebut nampaknya akan berhenti, atau setidaknya berkurang saat Apple memperkenalkan smartphone terbarunya, iPhone 6.
Memang, produk ini baru sebatas rumor saja. Tapi jika rumor yang beredar benar, Apple nampaknya telah menemukan kompromi untuk menghindari "kutukan" pasokan.
Menurut Digitimes, kompromi itu terkait proses pembuatan sensor sidikjari yang disematkan sejak iPhone 5s.
Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC) awalnya diminta Apple untuk membuat sensor itu pada fasilitas 12-inch wafer-level packaging (WLP) dengan proses 65nm.
Ternyata, pembuatan di fasilitas 12 inci itu memiliki kemampuan produksi rendah, lebih rendah dibandingkan produksi di fasilitas 8 inci WLP. Jika di 12 inci kemampuan produksi (yield) hanya 70-80 persen, di 8 inci yield-nya mencapai lebih dari 95 persen.
Apple pun dikabarkan sudah mau menerima bahwa prosesnya dilakukan di fasilitas 8 inci WLP. Dengan kompromi yang dilakukan Apple ini, perusahaan yakin akan bisa memenuhi permintaan konsumen dan membuat iPhone 6 sebanyak mungkin.
Sebelumnya, Apple telah berhasil menjual 9 juta iPhone 5s dan 5c dalam waktu seminggu setelah diluncurkan.
Tahun ini, Apple diyakini bakal meluncurkan dua smartphone baru lagi. Apple pun butuh mesin produksi yang kapasitasnya bisa digenjot, memproduksi iPhone lebih banyak lagi. (Reska K. Nistanto/kompas.com)