Seorang pasien mengeluh kakinya terasa tidak nyaman saat dipakai beraktivitas sehari-hari. Hasil pemeriksaan Magnetic Resonance Imaging (MRI) menyatakan, kondisi kakinya itu “baik-baik” saja. Setidaknya ini terlihat dari tulang dan ototnya yang tidak ada kelainan. Namun meski begitu, kondisinya ternyata tidak kunjung membaik.
Atas saran dokter, pasien itu kemudian memeriksakan keluhannya dengan MRI 3 Tesla Skyra di Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI) “Puri Indah” di Jakarta Barat. Hasilnya ternyata ditemukan robekan kecil pada ligamen. “Berkat penemuan ini, maka bisa diantisipasi langkah-langkah terapi selanjutnya,” tutur dr. Rahmi Alfiah Nur Alam Sp.Rad (K) yang menangani pemeriksaan dengan MRI itu.
Beruntung pasien tersebut berniat melanjutkan pemeriksaan dengan MRI 3 Tesla Skyra, meski sudah pernah melakukan pemeriksaan MRI sebelumnya. MRI dengan teknologi mutakhir itu diakui memiliki hasil pencitraan dengan detail anatomis yang sangat baik. Detail yang baik tentu saja dapat membantu dokter mendiagnosa lebih akurat dan hasilnya juga lebih cepat.
Dr. Rahmi juga menambahkan beberapa kehandalan MRI 3 Tesla Skyra yang pernah ditanganinya. Misalnya dalam kasus stroke iskemik, hasil pencitraan bisa menggambarkan secara detail mana bagian yang akut, sub akut, atau kronik. Begitu pula pemeriksaan angiografi, dokter bisa mengetahui lebih akurat pembuluh darah yang tersumbat. “Dokter bisa melakukan tindakan pencegahan lebih dini dan dapat menjelaskan ke pasien lebih baik,” tuturnya
MRI 3 Tesla Skyra yang dimiliki oleh RSPI itulah yang diperkenalkan kepada media di Jakarta, Kamis (20/2). Alat produksi Siemens itu sudah mulai dioperasikan di RSPI Puri Indah sejak Februari 2014, dan di RSPI Pondok Indah pada Mei 2014. “Inilah komitmen kami untuk terus berinvestasi pada teknologi terkini agar kami dapat melayani pasien kami secara lebih baik lagi,” tutur dr. Yanwar Hadiyanto, Chief Executive Officer RSPI.
Secara sederhana dapat dijelaskan, MRI 3 Tesla merupakan teknologi baru pencitraan magnetik yang memiliki kekuatan medan magnet lebih besar dibandingkan dengan teknologi sebelumnya. Selama ini kita mengenal MRI dengan 1,5 Tesla serta Open MRI system yang hanya kekuatan magnetnya sepersepuluh dari MRI 3 Tesla ini.
Kekuatan yang lebih besar ini akan mempercepat waktu pemeriksaan. “Kini hanya diperlukan satu kali scan dibandingkan dengan 1,5 Tesla yang perlu berkali-kali. Waktunya juga cuma 20-30 menit, dibandingkan dengan versi sebelumnya yang satu sampai dua jam, ” tutur dr. Luqman Adji Saptogino Sp.Rad (K) dari RSPI Pondok Indah.
Jika menyimak kebutuhan masing-masing pasien, alat ini juga punya keunggulan lain. Lubang gantry atau lubang masuk tubuh dibuat lebih besar yakni 70 cm, sehingga mampu memuat pasien dengan tubuh gemuk. Magnetnya juga lebih pendek sehingga memungkinkan dilakukan pemeriksaan dengan posisi kepala di luar gantry. Hal ini bisa mencegah ketegangan bagi pasien, terutama yang mengalami fobia di ruang sempit (klaustrofobia). Selama pemeriksaan berlangsung, pasien juga diberi pemandangan dan musik yang menghibur, agar lebih rileks.