Intisari-Online.com - Beberapa produk pangan Indonesia diprediksi akan mengalami peningkatan yang cukup signifikan pada 2013. Menurut analisis yang dibuat oleh Badan Pusat Statistik (BPS), padi dan kedelai adalah dua di antara beberapa pangan yang tertimpa berita bahagia tersebut.
Produksi pada tahun 2013 diperkirakan mencapai 69,27 juta ton Gabah Kering Giling (GKG). Angka ini naik 0,31% dari tahun 2012 yang angka produksinya berhenti di 69,06 juta ton GKG. Produksi padi luar Jawa tampaknya yang akan meraja. Dari hitung-hitungan yang dibuat BPS, padi luar Jawa akan mencapai angka 0,19 juta ton, sedangkan Jawa hanya 0,02 juta ton. Yang lumayan membuat kaget adalah, wilayah-wilayah yang selama ini dikenal sebagai sentra padi malah anjlok jika dibanding daerah lain. Misalnya Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, dan DI Yogyakarta.
Pun demikian halnya dengan kedelai. Bahan baku tempe dan tahu ini dipercaya akan meningkat tahun 2013 ini. Menurut angka ramalan 2013, sebanyak 847, 16 ribu ton biji kering akan dihasilkan. Angka ini naik 0,47% dari jumlah yang dihasilkan tahun 2012 lalu dengan angka tetap 843,15 ribu ton biji kering.
Kenaikan dua produk pangan itu ditengarai lantaran luasnya lahan panen. Untuk padi, ada 5,69 ribu hektar lahan yang siap panen, dengan estimasi produkstivitas sebesar 0,14 kuintal per hektar. Demikian halnya dengan luas lahan paneh untuk tanaman kedelai. Meskipun produktivitas per hertarnya mengalami penurunan, tapi secara umum produksi kedelai akan tetap meningkat mengingat luas lahan yang siap dipane. Yaitu 3,94 ribu hektar, baik sekira 0,69% jika dibandingkan dengan tahun lalu.
Meski demikian, kenaikan serupa ternyata tak akan terjadi pada tanaman jagung. Produksi jagung yang mencapai 19,39 juta ton pipilan kering tahun lalu, diprediksi menurun. Angka sementara menunjukkan bahwa produksi jagung hanya akan mencapai angka 18,84 juta ton pipilan kering atau turun 2,83%. Ironis, tak hanya mengalami penurunuran produktivitas per hektarnya saja, lahan jagung yang siap panen juga mengalami penurunan hampir 2 persen.
Meski jagung masih berkutat mencari bentuk terbaiknya, tapi meningkatnya produksi padi dan kedelai setidaknya membawa angin segar terhadap kesehatan pangan Indonesia yang sulit diprediksi. (BPS)