Hati-hati, Infeksi Bisa Menyebabkan Bayi Lahir Prematur

Moh Habib Asyhad

Editor

Hati-hati, Infeksi Bisa Menyebabkan Bayi Lahir Prematur
Hati-hati, Infeksi Bisa Menyebabkan Bayi Lahir Prematur

Intisari-Online.com - Bayi prematur memiliki risiko tinggi terkena gangguan kesehatan. Sebab itu, pencegahan merupakan langkah lebih baik dengan cara mengenal penyebab-penyebabnya. Menurut ahli kesehatan, bayi prematur sering disebabkan oleh infeksi.Saat memasuki masa melahirkan, biasanya seorang ibu akan mengalami kontraksi dan air ketuban pecah beberapa jam sebelum persalinan. Beberapa kasus, pecahnya air ketuba terjadi saat persalinan. Normalnya, dari pertama kali hamil sampai ketuban pecah memakan waktu sekitar 37 minggu atau 9 bulan lebih sedikit.

Pada beberapa kasus, air ketuban sudah pecah sebelum mamasuki masa normal 37 minggu, 32 minggu misalnya, atau bahkan kurang dari itu, 28 minggu. Fenomena ini dikenal dengan ketuban pecah dini atau KPD, yang kemudian kerap disebut sebagai biang bayi lahir prematur.

Fenomena KPD tidak terjadi begitu saja. Beberapa faktor medis tetap menjadi alasan utama kenapa ini terjadi. Indikator yang paling besar adalah infeksi, baik infeksi saluran reproduksi, semisal keputihan, saluran kencing, maupun infeksi yang disebabkan kuman penyakit lainnya.

Gejala-gejala terjadinya infeksi yang buntutnya menyebabkan KPD bisa ditilik dari demam tinggi, munculnya bercak berbau, meningkatnya denyut nadi, serta nyeri yang terjadi di bagian bawah perut. Tak hanya itu, gejala juga bisa dipantau dari denyut nadi si bayi yang tiba-tiba berdegup lebih kencang. Jika sudah demikian, maka bayi harus dilahirkan dengan segera meskipun waktunya belum tepat.

Dr. Rinawati Rohsiswatmo, Sp. A (K) Spesialis Anak dan Konsultan Perinatologi RSPI Pondok Indah mengatakan, banyak risiko gangguan kesehatan yang harus ditanggung saat bayi harus terlahir prematur. Itu disebabkan oleh perkembangan dan fungsi organ-organ yang belum matang sepenuhnya. Tak hanya soal itu, kemampuan beradaptasi dengan kondisi di luar kandungan juga masih sangat terbatas.

“Masalah yang sering terjadi adalah kesulitan pernapasan (respiratory distress). Di awal kehidupannya, si bayi biasanya membutuhkan bantuan pernapasan agar tidak jatuh pada kondisi darurat sampai bayi benar-benar stabil,” ujar Rinawati.

Itu sebabnya, diperlukan penanganan sangat khusus untuk membantu kelangsungan hidup bayi beberapa saat setekah dilahirkan. Salah satu yang harus diperhatikan adalah secermat mungkin memilih rumah sakit bersalin yang benar-benar memadai yang bisa memberi pertolongan medis terbaik kepada si bayi.