Intisari-Online.com -Liku-liku forensik memang rumit. Sering kali, banyak bukti yang hilang. Namun, ahli forensik tak kehilangan akal. Materi yang ada bisa dieksploitasi untuk mencari petunjuk. Ia masih bisa "menginterogasi' tulang, jika cairan atau sidik jari tak ditemukan.Dimas Primacahyadi dalam artikel Mengejar Penjahat dari Laboratorium di Intisari edisi Juni 2010 menuturkan, identifikasi menjadi sulit apabila korban ditemukan tanpa identitas, kejadiannya sudah beberapa waktu silam, atau malah tubuhnya sudah hancur. Tubuh yang telah telantar selama beberapa waktu biasanya akan mengalami pembusukandan sering kali hanya menyisakan tulang belulang.Pelaku juga sering berupaya menghilangkan bukti-bukti dengan merusak tubuh korban, misalnya dengan memotong-motong tubuh korban. Ini persis seperti yang dilakukan Ryan terhadap salah satu korbannya. Tapi, jangan salah! Walau pelaku sudah berupaya menghilangkan jejak, tetap ada bukti-bukti yang bisa dipakai untuk mengidentifikasi korban. Bekas penyakit, pembedahan, cedera yang meninggalkan bekas, atau tanda yang muncul karena pekerjaannya, seperti penebalan kulit di telapak tangan, merupakan beberapa hal yang dapat digunakan sebagai penanda ciri fisik. Bahkan, walau hanya tersisa tulang belulang, identifikasi seperti usia dan jenis kelamin, keadaan kesehatan, tinggi badan, ras, serta cedera baik lama atau baru pada korban masih dbisa diketahui.Bagaimana pun keadaan tubuh korban, baik sudah mengalami pembusukan maupun dimutilasi, prosedur otopsi pada prinsipnya sama. Tubuh ditimbang dan diukur, sisa pakaian diteliti dan dicocokkan dengan bekas-bekas luka pada tubuh. Sampel diambil untuk analisis DNA seperti air liur, darah, rambut, potongan kuku, sisa sperma, dll.Dokter ahli forensik kemudian memeriksa tubuh dari luar untuk mengetahui tanda-tanda ekstemal penyebab kematian atau kekerasan seksual, atau untuk menemukan adanya bekas luka atau cedera. Dicermati pula tanda-tanda khusus seperti tato, tanda lahir, kecacatan, dsb. Sampel cairan tubuh diambil dan dianalisis untuk mengetahui apakah korban telah diracun. Sampel cairan itu antara lain urine, darah, cairan serebrospinal (cairan yang terdapat di rongga otak), dan isi lambung atau usus.Apabila tubuh ditemukan dalam ruang tertutup, maka proses pembusukan cenderung berlangsung lambat dan tubuh masih cukupterawetkan. Namun apabila tubuh terpapapar udara seperti berada di ruang terbuka atau dikuburkan di kuburan yang dangkal, maka proses pembusukan berlangsung lebih cepat.