Intisari-Online.com - Beberapa penelitian mengklaim bahwa junk food sama candunya seperti narkoba. Tetapi para ahli mengatakan bahwa yang menentukan adalah tingkat kecanduannya masih sangat rumit untuk ditentukan. Dalam sebuah studi atas tikus, ditemukan bahwa bagian otak yang bertanggung jawab untuk rasa senang aktif ketika binatang makan biskuit manis daripada heroin.Penelitian tahun 2011 menunjukkan bahwa otak orang yang kecanduan makanan memiliki reaksi yang sama dengan otak mereka yang kecanduan narkoba. Tetapi karena daerah di otak yang aktifnya adalah sama bukan berarti itu adalah sebuah kecanduan. Kecanduan sendiri memiliki komponen perilaku dan biologis.Otak kita selalu mencari hal yang menyenangkan seperti makan dan berhubungan seks. Otak membuat kita harus bertahan hidup dengan mempertahankan perilaku yang bisa membuat diri kita terus hidup, menurut Brad Lander, psikolog Ohio State University Wexner Medical Center.Apapun yang mensimulasikan imbalan akan diinterpretasikan sebagai sesuatu yang penting dan harus diulang terus menerus. Tetapi banyak hal yang tidak penting seperti narkoba, gula, makanan berlemak dan berjudi malah diinterpretasikan otak sebagai sesuatu yang penting dalam hidup. Tetapi rangsangan di bidang ini bukan berarti kecanduan, tetapi ada potensi untuk menjadi kecanduan.Sulit menentukan apakah gula juga menimbulkan efek seperti kecanduan sebab ada banyak faktor lain seperti intensitas substansi dan genetik orang itu. Gula tidak bisa disebut sumber kecanduan tetapi lebih kepada obesitas patologis. Kecanduan makanan memang berbahaya tetapi menentukan apakah sama dengan kecanduan narkoba cukup sulit. (Sumber: LiveScience)