Intisari-Online.com -Di Inggris, terdapat 2 juta mamusia menderita gangguan mata. 300 ribu di antaranya adalah buta. Di Indonesia lebih parah lagi, dari 245 juta jumlah pendudukan Indonesia, 3,6 juta di antaranya bermasalah dengan matanya. Rata-rata disebabkan oleh kelainan refraksi, katarak, glaukoma, hingga infeksi.
Kebanyakan, orang buta masih memiliki sedikit kemampuan untuk melihat cahaya dan gerak. Meskipun sangat sedikit, ada beberapa pakar yang berpendapat kadar itu bisa ditingkatkan dengan menggunakan bantuan ilmu pengetahuan.
Dan sepertinya berita bahagia—orang buta bisa “melihat”—itu bukan isapan jempol semata. Seorang peneliti dari Universita Oxford, Inggris, tengah mengembangkan satu perangkat kacamata canggih yang dilengkapi kamera, alat untuk mendeteksi objek, dan menampilkannya pada lensa kacamata.
Dilengkapi kompas dan GPS
Dua kamera kecil yang terpasang di sudut kacamata akan menangkap dua gambar yang berbeda, layaknya mata normal. Gambar selanjutnya akan ditampilkan dalam layar LED transparan yang berada di lensa, sehingga pemakainya dapat melihat gambar sedikit lebih jelas dengan sisa penglihatan mereka.
Jika resolusi gambar masih dirasa kurang, masih ada headphone yang akan membantu pengguna mengenal sekitarnya. Headphone tersebut akan mengambil teks dan menerjemahkannya ke dalam kalimat yang bisa memberi arahan dan menunjukkan tanda-tanda kepada si buta.
Tak hanya itu, kacamata juga dilengkapi oleh kompas, global positioning system alias GPS, dan giroskop (alat untuk mengukur orientasi kacamata). Yang masih disayangkan, GPS belum bisa dikirim via headphone sehingga si buta bisa lebih tau arah yang akan dituju.
Ke depannya, beberapa pakar berharap teknologi ini akan terus mengalami pembaruan. Sehingga semakin memudahkan si buta dan “kegelapan”. Misalnya, kaca yang bisa diformat kecerahannya, mengukur kedalaman, juga menebak arah gerakan orang yang ada di depannya.
Jadi, apakah masa kegelapan si buta akan lekas berakhir?(LiveScience)