Spesies Ikan Baru Ini Dinamai Peneliti Indonesia

Ade Sulaeman

Editor

Spesies Ikan Baru Ini Dinamai Peneliti Indonesia
Spesies Ikan Baru Ini Dinamai Peneliti Indonesia

Intisari-Online.com - Nama peneliti Indonesia, Renny Kurnia Hadiaty dari Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), diabadikan sebagai nama spesies ikan baru yang ditemukan di Nusa Tenggara Timur.

Spesies ikan yang ditemukan merupakan jenis ikan karang dari genus Paracheilinus, disebut flasherwrasse. Penemuan merupakan hasil kerja sama antara Pusat Penelitian Keanekaragaman Hayati dan Conservation International.

Nama spesies ikan itu sendiri adalah Paracheilinus rennyae. Jenis ikan ini hanya bisa ditemukan di kawasan terumbu karang Pulau Flores dan Taman Nasional Komodo yang masuk dalam kawasan Segitiga Terumbu Karang dunia.

Paracheilinus rennyae memang merupakan spesies flasherwrasse ke-17 yang ditemukan. Namun, secara genetik, spesies tersebut unik. Pola warnanya juga berbeda dengan flasherwrasse lain. Keunikan lainnya adalah sirip punggung dan belakang serta ekor yang berbentuk lingkaran.

Dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Rabu (13/11/2013), Renny mengatakan, "Saya bangga dengan pengakuan ini, bukan hanya karena spesiesnya cantik, melainkan juga karena penulis utama dari publikasi ini adalah rekan dekat saya, seorang pakar ikan ternama, Gerald Allen."

Saat ini Renny menjadi kurator koleksi ikan di Museum Zoologi Bogor. Ia telah menghabiskan 27 tahun hidupnya sebagai peneliti ikan. Ia juga telah menjalin kerja sama riset dengan Allen selama bertahun-tahun.

Tiene Gunawan, Direktur Program Kelautan Conservation International, mengatakan, "Selain menunjukkan penghargaan kami kepada Renny Hadiaty dan ilmuwan LIPI yang bekerja keras, kami juga berharap spesies ini akan menjadi nilai wisata tambahan bagi Taman Nasional Komodo dan wilayah terumbu karang barat laut Flores."

Flasherwrasse selalu menjadi ikan favorit penyelam dan fotografer bawah laut karena pola warna biru dan merahnya yang menarik. Pola warna itu biasanya ditunjukkan dalam ritual kawin yang biasa terjadi sebelum Matahari tenggelam.

Saat kawin, biasanya pejantan akan masuk ke kolom air, menegakkan siripnya, serta berenang dengan cepat dan pendek untuk memukau perhatian betina sehingga tertarik untuk memijah. Temuan ikan karang yang diabadikan dengan nama peneliti Indonesia ini dipublikasikan di Aqua, International Journal of Ichthyology. (Yunanto Wiji Utomo / kompas.com)