Intisari-Online.com - Badan Antariksa Eropa (ESA) serta Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) berhasil memotret salah satu kluster galaksi tertua di semesta dengan teleskop Spitzer dan Hubble.
Kluster galaksi yang dipotret tersebut bernama Abell 2744. Kluster yang juga disebut "Pandora" itu terbentuk ketika empat galaksi penyusunnya saling menabrak dan akhirnya bersatu.
Proses pembentukan kluster galaksi yang penuh "kekerasan" itu memicu fenomena yang belum pernah dilihat di semesta sebelumnya.
Pada bagian tengah citra galaksi itu terdapat campuran dari galaksi spiral yang tampak seperti berkabut.
Sementara itu, efek gravitasi dari kluster bisa dilihat dari busur berwarna biru serta obyek dengan bentuk terdistorsi yang tersebar di citra itu.
Berdasarkan observasi Hubble, "Pandora" terdiri dari 5 persen galaksi, 20 persen gas panas, dan 75 persen materi gelap.
Hubble mendeteksi adanya wilayah yang hanya terdiri dari materi gelap, tanpa gas dan galaksi. Di wilayah lain, terdeteksi juga wilayah yang hanya terdiri atas galaksi dan materi gelap.
Dan Coe dari NASA yang memimpin observasi Abell 2744 mengatakan, kluster itu berjarak 3,5 miliar tahun cahaya dari Bumi.
Dengan jarak itu, apa yang sebenarnya dicitrakan dalam gambar ini adalah kluster galaksi kuno. Cahaya dari kluster galaksi itu baru mencapai Hubble setelah 3,5 miliar tahun.
"Abell 2744 tampaknya terbentuk dari 4 kluster galaksi yang berbeda, melibatkan sejumlah tabrakan yang terjadi dalam kurun waktu 350 juta tahun," kata Coe.
"Distribusi galaksi yang rumit dan tersebar sangat tidak biasa dan mengagumkan," imbuhnya seperti dikutip IB Times, Selasa (7/1/2014).
Tim NASA dan ESA akan menggunakan teleskop Hubble dan kluster Abell 2744 untuk mencitrakan galaksi-galaksi jauh dengan teknik gravitational lensing.
Prinsipnya, teknik itu memungkinkan ilmuwan memperbesar citra galaksi yang jauh karena gravitasi obyek memengaruhi cahaya yang melintas padanya.
Abell 2744 sendiri adalah kluster galaksi pertama yang terpotret lewat program Hubble Frontier Field.
(Yunanto Wiji Utomo/kompas.com)