Intisari-Online.com – Seorang gadis remaja berusia 16 tahun selamat meski jatuh dari ketinggian 3.000 kaki (915 meter) saat melakukan terjun payung.
Makenzie Wethington mengalami cedera di beberapa bagian tubuhnya setelah terempas ke bumi. Menurut dokter bedah yang merawatnya, Jeffrey Bender, Makenzie mengalami cedera pada bagian lever, tulang punggung, bahu, dan beberapa tulang rusuk. Ia juga kehilangan sebagian giginya.
"Saya tidak mengetahui persis bagaimana kecelakaan itu terjadi. Namun jujur saja, saya heran bagaimana dia bisa selamat setelah jatuh dari ketinggian 3.000 kaki," kata Bender.
Ayah Makenzie, Joe Wethington, menyebut perusahaan penyelenggara kegiatan terjun payung tersebut seharusnya tidak mengizinkan anaknya untuk terjun, meski Joe mengaku memberi izin anaknya untuk terjun.
Robert Swainson, pemilik dan instruktur kepala di Pusat Olahraga Udara Pegasus, membela perusahaannya dan mengatakan bahwa ayahnyalah yang meminta melakukan aktivitas tersebut.
Menurutnya, parasut yang dikenakan Makenzie terbuka dengan baik. Namun, remaja tersebut kemudian terlihat berputar-putar karena menghadapi masalah pada parasutnya. Menurut Swainson, sebelum penerjunan, para peterjun sudah menjalani pelatihan atau instruksi selama enam hingga tujuh jam.
Swainson, yang ikut berada di pesawat, menolak dikatakan tidak bertindak apa pun saat Makenzie mengalami masalah dengan parasutnya. Menurutnya, Makenzie sudah terlalu jauh untuk dikejar. Terlebih lagi, para peterjun lainnya kemudian menjadi panik dan menolak untuk melompat.
Ia memutuskan untuk tetap di pesawat dan mencegah para peserta lainnya untuk melakukan hal yang tak diinginkan. "Saya hanya bisa berteriak," kata Swainson. (kompas.com)