Gunung Etna: Fakta tentang Gunung Berapi

Moh Habib Asyhad

Editor

Gunung Etna: Fakta tentang Gunung Berapi
Gunung Etna: Fakta tentang Gunung Berapi

Intisari-Online.com -Berbincang mengenai gunung berapi, tak afdal rasanya jika tidak berbicara tentang Gunung Etna. Salah satu gunung berapi paling aktif di dunia yang terletak di Pulau Sisilia, Italia. Menurut catatan sejarah, Gunung Etna adalah gunung berapi dengan catatan letusan paling lama yang pernah ada.

Terletak di pantai timur Pulau Sisilia, gunung ini memiliki tinggi 3.329 meter dengan lingkar dasar 150 km. Etna adalah serangkaian stratovolcano mempunyai empat kawah dengan dua di antaranya berperan sebagai kawah pusat. Keduanya adalah Bocca Nouva yang berada di posisi timur laut dan Voragine di bagian tenggara. Voragine merupakan kawah terbaru yang dibentuk pada letusan 1978.

Daya tarik utama dari Gunung Etna adalah Valle del Bove, sebuah kaldera besar berbentuk tapal kuda yang berada di lereng bagian timur. Pada bagian ini banyak celah-celah yang memungkinkan terjadinya aliran piroklastik yang bisa mengancam pertanian, area penduduk yang padat, juga sarana transportasi warga.

Punya sejarah letusan yang panjang

Bahaya letusan Etna sudah tercatat sejak masa Romawi Kuno. Berdasar catatan kuno bertanggal 122 SM, ledakan Etna menutup sinar matahari selama beberapa hari, selain merusak sebagian besar kota Catania pada waktu itu. Akibat musibah itu, pemerintah Romawi membebaskan pajak warga selama 10 tahun dan mengalokasikan seluruh pengeluaran untuk rekonsiliasi bencana. Sejak saat itu, Catania benar-benar berada dalam posisi “berbahaya”.

Letusan tahun 1669 menjadi letusan Etna yang paling merusak. Seperti yang dilansir LiveScience, sebanyak 1.500 orang Catania meninggal dunia akibat gempa bumi yang berporos di bagian bawah itu. Untuk mengantisipasi bahaya yang lebih lanjut, warga-warga lokal akhirnya membuat parit-parit untuk mengalihkan “perhatian” lava supaya tidak mengarah ke kota.

Tapi sial, lava justru mengarah ke kota lain, Paterno, sehingga menyebabkan sedikit peperangan antar penduduk di dua kota tersebut. Pembangunan parit tidak selesai, lava lantas menerjang tembok kota dan meluluhlantakkan hampir separuh kota Catania.

Upaya serupa juga pernah dilakukan pada 1992. Untuk mencegah aliran lava yang “tak tahu diri”, pemerintah membangun bendungan-bendungan untuk menghalau aliran lava. Tapi upaya itu tidak berhasil. Tidak mau menyerah, pemerintah kota lantas meminta bantuan Marini AS dengan operation volcano buster dengan cara menjatuhkan blok beton dari atas helikopter kargo. Meski tidak menuai sukses besar, cara ini sedikit banyak mampu untuk memperlambat lava sampai ke pemukiman.

Meski demikian, terlepas dari banyaknya misteri dan bahaya yang menyelimuti, Gunung Etna memilki pesona tersendiri. Orang-orang lokal menyebutnya sebagai Mongibello alias gunung yang indah. Di sekelilingnya tumbuh zaitun, anggur, dan buah-buahan yang lain. Bukan hanya sektor pertanian, sektor wisata juga banyak berkembang di seputaran gunung api terdahsyat di Italia tersebut.