Intisari-Online.com - Menurut analisis, berdasarkan satelit pengamat 30 tahun terakhir ini, pencairan es di laut Artik akibat pemanasan global telah menunjukkan perubahan yang jauh lebih parah dari perkiraan.
Lautan es sebenarnya dapat berfungsi untuk memantulkan radiasi panas matahari kembali ke ruang angkasa. Karena warna dari lautan es memiliki efek albedo (besaran pemantulan sinar matahari kembali ke angkasa) yang cukup tinggi. Sementara air laut berwarna gelap yang berasal dari sisa pencairan lautan es, memiliki albedo yang rendah.
Air laut berwarna gelap memiliki albedo kurang dari 20%. Sedangkan albedo pada lautan es umumnya antara 50% - 70%, menurut National Snow dan Ice Data Center.
Sejak awal 1960-an, para ilmuwan telah mengeluarkan hipotesis bahwa pencairan lautan es telah memperparah pemanasan global, akibat dari menurunnya albedo lautan Artik.
Sekarang para ilmuwan di University of California, San Diego telah menganalisis data satelit lautan Artik dari tahun 1979 hingga 2011. Hasilnya menunjukkan bahwa tingkat albedo Artik menurun dari rata-rata 52% menjadi 48%, sejak 1979, yaitu dua kali lipat dari penelitian sebelumnya. Data ini berdasarkan jurnal Proceedings of the National Academy Science 17 Februari 2014 kemarin.
Untuk mengantisipasi pencairan es yang lebih parah, model penelitian sebelumnya sempat menyarankan untuk memanfaatkan awan putih sebagai pemantul sinar matahari. Sehingga mengurangi kerugian albedo akibat es mencair. “Tapi ini baru pengamatan,” jelas tim peneliti. (livescience.com)