Ditemukan, Gel Inovatif Pencegah Infeksi HIV pada Manusia

Chatarina Komala

Editor

Ditemukan, Gel Inovatif Pencegah Infeksi HIV pada Manusia
Ditemukan, Gel Inovatif Pencegah Infeksi HIV pada Manusia

Intisari-Online.com- Sebuah gel yang dilengkapi dengan zat anti-retroviral ditemukan dapat mencegah infeksi virus sejenis HIV pada monyet. Gel inovatif tersebut dinilai berpotensi digunakan oleh manusia dalam mencegah inveksi HIV.(Baca juga: Meminimalkan Peradangan Sel untuk Antisipasi HIV)

Diberitakan oleh New York Times, pada Rabu (12/3), gel itu memiliki kelebihan karena bisa mencegah individu terinveksi HIV hingga tiga jam, setelah hubungan seksual yang tak aman. Gel ini bermanfaat, misalnya, bagi para korban pemerkosaan.Ilmuwan pun melakukan uji coba terhadap 12 monyet. Sejumlah enam monyet diberi gel ini setelah terlebih dahulu diinfeksi dengan HIV, sementara yang lainnya tidak. Ilmuwan menemukan bahwa infeksi memang bisa ditekan pada monyet yang diberi gel.Gel yang diberikan pada monyet mengandungralteglavir, jenis anti-retroviralyang telah digunakan untuk menangani pasien dengan HIV, disetujui penggunaannya oleh Food and Drugs Administration (FDA) di Amerika Serikat.Hasil penelitian mengungkap, pada monyet yang diberi gel tiga jam setelah kontak dengan HIV, hanya lima dari enam individu yang terinfeksi. Pada grup lain, semuanya terinfeksi. Dalam eksperimen berbeda dengan tiga individu monyet yang diberi gel 30 menit sebelum kontak dengan HIV, hanya satu yang terinfeksi.(Baca juga: Bayi dengan HIV Berhasil Diobati)

Walid Heneine dari Centers for Disease Control and Prevention yang memimpin studi mengatakan, ia tidak tahu mengapa masih ada yang terinfeksi. "Kami bertanya-tanya bagaimana dua individu bisa terinfeksi, tetapi kami tak akan bisa menemukan alasannya."Meski demikian, Robert M Grant, pakar AIDS dari University of California, mengatakan bahwa hasil studi ini mengagumkan dan seharusnya mendorong peneliti untuk segera mengujikannya terhadap manusia. Namun, ia mengatakan, ada tantangan etis untuk melakukannya.(Yunanto Wiji Utomo, Kompas)