Intisari-Online.com - Dalam sambutannya saat peluncuran buku barunya yang berjudul Tak Boleh Lelah dan Kalah, BJ Habibie, Presiden ke-3 Republik Indonesia menuangkan pengalaman hidupnya yang terangkum pada buku tersebut.
(Siapa Sangka, Makan Es Krim ketika Sarapan Bagus untuk Kesehatan Mental dan Kewaspadaan)
Salah satunya adalah curahan hati saat PT Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) yang selanjutnya berganti nama menjadi PT Dirgantara Indonesia (PTDI) harus ditutup pada 2002.
Meski begitu, BJ Habibie menekankan bahwa dirinya akan melanjutkan keberlangsungan PTDI, yang telah mendapatkan momen kebangkitan pada awal 2012 lalu. (Habibie Yakin MH370 yang Hilang Tidak Akan Ditemukan)
"PTDI akan saya lanjutkan dengan produksi pesawat yang lebih canggih dari N250. Saya dengan tim sedang merekayasa sebuah pesawat bernama R-80 yang dalam satu tahun lagi akan kami persiapkan supaya bisa mengudara pada 2017," ujar BJ Habibie di Gedung BI, Jakarta, Selasa (1/4/2014). Kelebihan pesawat 'racikan' Habibie
Pesawat R-80 ini memiliki makna R dari kata Regional dan 80 adalah jumlah penumpang pesawat tersebut. Kelebihan pesawat 'racikan' Habibiedengan teknologi anyar ini adalah memiliki baling-baling yang dapat menentukan antara angin yang dingin dan angin panas yang berasal dariengineatau mesin.
Gunanya adalah terjadi campuran angin dingin dan angin panas sehingga bisa mendapatkan kecepatan yang lebih tinggi. Campuran angin dingin dan angin panas itu disebutbypass ratio.Semakin tinggibypass ratioyang dimiliki, energi bahan bakar yang digunakan semakin irit.
"Airbus atau Boeing punyabypass ratio12, semakin sedikitbypass ratio, maka makin sedikit tingkat efisiensi bahan bakarnya. R-80 memilikibypassratio40, sasarannya kurang lebih 30 persen konsumsi bahan bakarnya lebih irit, lebih efisien," ujar Habibie. (Baca juga: Habibie Ingin Kembangkan Sekolah Tanpa Kertas di Indonesia)
Produksi pesawat terbang R-80 akan dilakukan oleh PT Dirgantara Indonesia. Produksi proyek pesawat ini diharapkan akan mampu mendongkrak nasionalisme rakyat Indonesia, berjalan lancar. "Saat ini saya sedang mempersiapkan ini bisa terbang tahun 2017. Yang bikin nanti Dirgantara Indonesia," kata Habibie.