Intisari-Online.com - Istilah buah kiwi (kiwifruit) tadi digunakan untuk beberapa spesies Actinidia, terutama A. deliciosa dan A. chinensis. Kiwi yang tergolong A. deliciosa mempunyai kulit buah berambut dengan daging buah hijau.
Ini kiwi yang banyak kita jumpai di pedagang pinggir jalan dan juga supermarket. Sedangkan kiwi yang chinensis berkulit mulus hampir tak berambut. Warna daging buahnya pun kuning. Makanya dikenal sebagai golden-yellow kiwifruit.
(Baca juga: Ini Alasan Seseorang Sulit Menolak Makanan Enak)
Tanaman kiwi adalah tanaman berkayu menjalar (liana). Jika sehat ia dapat menutupi area sampai selebar 3-5 m, dengan tinggi sampai 3-4 m, dan panjang 6-8 m. Tanaman ini berdaun besar, hampir bundar dengan diameter 17-25 cm, dan berwarna hijau tua.
Uniknya, tanaman kiwi termasuk tanaman dioecious atau berumah dua. Ada tanaman berbunga jantan, dan ada pula tanaman berbunga betina. Nah, bagi tanaman seperti ini jika mau beranak cucu harus berdampingan. Jika hidup seorang diri dipastikan akan manyun dan kehilangan garis keturunan secara alamiah.
Nah, untuk menghasilkan buah yang banyak dan baik kita harus menanam dua tanaman berbeda jenis di satu areal perkebunan. Cuma tak harus satu banding satu. Dalam hal ini diperbolehkan untuk “berpoligami”. Satu jantan dapat dipasangkan dengan 6 – 10 tanaman betina. Sebagai mak comblang perkawinan adalah lebah madu.
Makanya, budidaya buah kiwi menyatu dengan budidaya lebah madu. Namun di Chiang Mai, Thailand, karena lebah madu populasinya jarang, maka tugas ini dihibahkan kemanusia. Tentu saja manusia tak bisa menolak karena nilai komersial kiwi.
Untuk memunculkan bunga, tanaman kiwi butuh musim dingin atau suhu rendah. Inilah alasan mengapa tanaman kiwi hanya dijumpai di negeri empat musim. Thailand memang negara tropis, namun budidaya kiwi dilakukan di Chiang Mai yang berada di daerah agak utara sehingga masih mendapat pengaruh musim dingin dari daerah Cina.
Bunga kiwi termasuk besar dengan diameter 2.5 -5.0 cm. Warnanya putih sampai krem dan wangi baunya. Masa pertumbuhan aktif kiwi selama 240 hari. Pola dan urutan budidaya disesuaikan dengan adanya musim dingin, semi, panas dan gugur. Buah dipanen pada akhir musim gugur (Maret-Mei).
(Baca juga: Minum Kopi membuat Mata Sehat)
Setelah itu tanaman dipangkas pada musim dingin (Juni). Selama musim dingin ini (Juni-Agustus) tanaman akan istirahat atau berhenti tumbuh. Walaupun demikian di dalam tubuh tanaman tetap terjadi aktivitas metabolisme termasuk terjadinya induksi awal pembungaan.
Setelah musim dingin berakhir datanglah musim semi. Pada musim semi ini (September-November) terjadi pembungaan, mekarnya bunga dan terjadi penyerbukan intensif bunga betina oleh bunga jantan dengan bantuan lebah madu atau manusia. Aktivitas penyerbukan oleh lebah ini mencapai puncaknya pada pertengahan September sampai pertengahan November.
Tanaman yang berasal dari biji hanya dibutuhkan sebagai penopang. Akar dari biji kuat mencengkeram, sedangkan atasnya dilakukan penyambungan dengan model sambung (grafting) yang kualitasnya unggul.
-bersambung-
---
Tulisan ini ditulis oleh Darda Efendi. Staf pengajar pada Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, dan Peneliti pada Pusat Studi Hortikultura Tropika, Institut Pertanian Bogor. Tulisan ini ditulis di Majalah Intisari edisi Oktober 2013 dengan judul asli Kiwi Asli Cina, Nama dari Selandia Baru.