Fenomena Rakit Semut

K. Tatik Wardayati

Editor

Fenomena Rakit Semut
Fenomena Rakit Semut

Intisari-Online.com – Tiga tahun yang lalu, peneliti Georgia Institute of Technology melihat dari dekat bagaimana semut api bekerja sama membangun rakit tahan air untuk tetap hidup. Fenomena rakit semut, mereka menyebutnya. Dengan melihat tepi dan bagian atas rakit, tim peneliti menemukan bahwa semut “berpegangan” satu sama lain dengan rahang dan kaki mereka hingga kekutan 400 kali berat badan mereka.

Kini, para peneliti ingin mengintip lebih dekat fenomena rakit semut itu. Mereka membekukan rakit semut dan mengamatinya dengan mesin miniatur CT scan untuk melihat bagian terkuat dari strukur dalam, dan menemukan bagaimana semut api terhubung, mengatur, dan menyesuaikan diri satu sama lain.

“Kita dapat melihat bagaimana setiap bagian terhubung,” kata Profesor David Hu, Asisten Georgia Tech.

Rerata, setiap semut di rakit semut terhubung ke 4,8 tetangga. Semut memiliki enam kaki, tetapi dengan menggunakan cakar mereka, bantalan perekat, dan rahang, masing-masing rata-rata hampir 14 makhluk terhubung. Semut besar bahkan terhubung hingga ke 21 semut lainnya. Dari 440 semut yang dipindai, 99 persen dari mereka semua kaki mereka melekat pada sebelahnya. Hubungan menghasilkan kekuatan yang cukup untuk menjaga rakit utuh meskipun tarikan arus sangat kuat.

Hu dan timnya juga menyadari bahwa serangga ini menggunakan kaki mereka untuk memperpanjang jarak antara sebelahnya.

“Pertambahan jarak membuat rakit berpori dan ringan, serta memungkinkan struktur untuk tetap bertahan dan bangkit kembali ke permukaan ketika arus sungai yang kuat menenggelamkannya,” kata Nathan Mlot, seorang mahasiswa pascasarjana Georgia Tech.

Semut yang lebih kecil cenderung mengisi ruang di sekitar semut besar. Ini untuk menjaga agar air tidak merembes dan mencegah titik-titik lemah di atas rakit semut. Semut itu, besar dan kecil, mengatur dengan tegak lurus dan bukan paralel. Ini menambah adaptasi dari rakit, yang memungkinkan untuk mengembang dan menyusut berdasarkan kondisi. Hal yang sama berlaku ketika semut membangun menara dan jembatan untuk keselamatan dan bertahan hidup.

Semut tahu ke mana harus pergi dan apa yang harus dilakukan. Kerja sama mereka adalah sebuah misteri yang belum terpecahkan oleh tim peneliti. Penelitian ini dipublikasikan dalam Journal of Experimental Biology.

“Api semut adalah insinyur khusus,” kata Hu. “Mereka adalah tukang batu dan batu bata. Entah bagaimana mereka membangun dan memperbaiki struktr mereka tanpa pemimpin atau mengetahui apa yang terjadi. Mereka hanya bereaksi dan berinteraksi.”

Pemahaman yang lebih baik dari fenomena rakit semut ini adalah aplikasi baru untuk orang-orang dan mesin. Misalnya, Hu membayangkan robot yang bisa menghubungkan bersama untuk membangun robot yang lebih besar atau jembatan yang terbuat dari bahan-bahan yang dapat memperbaiki diri.

Jika semut bisa melakukannya, mungkin manusia juga dapat membuat hal-hal seperti itu. (sciencedaily)