GravityLight, Lampu Pintar Tanpa Bahan Bakar

Lila Nathania

Editor

GravityLight, Lampu Pintar Tanpa Bahan Bakar
GravityLight, Lampu Pintar Tanpa Bahan Bakar

Intisari-Online.com-Lampu berdaya baterai atau sinar matahari sudah sering kita dengar. Bagaimana dengan GravityLight, lampu pintar tanpa bahan bakar?(Baca juga:Lampu LED Yang Irit Energi)

Bagi masyarakat yang tinggal di daerah terpencil atau kamp pengungsian, penerangan biasanya tidak mudah didapatkan. Apalagi bila area tersebut belum terjangkau energi listrik. Untungnya solusi untuk masalah ini sudah ditemukan oleh Martin Riddiford dan Jim Reeves.

Dua pemuda ini menemukan ide GravityLight setelah ditantang oleh sebuah perusahaan penyedia solar di Afrika, SolarAid, untuk menciptakan lampu LED ramah lingkungan yang bisa menggantikan lampu minyak tanah.

Dengan semboyan do more with less, Riddiford dan Reeves akhirnya menciptakan GravityLight, lampu pintar tanpa bahan bakar. Cara kerja lampu ini sangat unik, kita cukup menempelkan GravityLight di tembok lalu memasukkan benda berat dalam kantung yang tersedia. Benda berat yang dimaksud bisa berupa apa saja; batu, pasir, tanah, dan lain-lain.

Beban berat tersebut perlahan-lahan akan menarik sebuah tali yang terhubung dengan serangkaian gir dalam lampu. Mekanisme gir kemudian akan mengaktifkan mesin yang menyalakan lampu LED. Lampu ini dapat menyala selama sekitar 30 menit. GravityLight bahkan bisa digunakan untuk mengisi ulang daya baterai atau radio.(Baca juga: Tips Memilih Lampu Hemat Energi)

Penemuan ini tak hanya hemat energi namun juga ramah lingkungan. Masyarakat negara berkembang masih banyak yang menggunakan lampu minyak tanah. Padahal minyak tanah merupakan salah satu energi tak terbarukan. Minyak tanah juga memproduksi uap yang beracun serta memicu percikan api sehingga lebih berbahaya.

Kini penemuan GravityLight, lampu pintar tanpa bahan bakar ini bisa membantu banyak orang yang wilayahnya belum terjangkau listrik. Kaum pengungsi di daerah pasca bencana pun bisa mempergunakan lampu ramah lingkungan tersebut. (CNN)