Memasarkan Produk Baru

K. Tatik Wardayati

Editor

Memasarkan Produk Baru
Memasarkan Produk Baru

Intisari-Online.com – Setiap tahun ribuan produk dan layanan baru menyerbu pasar, dan jutaan rupiah pun dihabiskan sebagai dana promosi. Dana khusus itu bisa jadi memang kecil nilainya, kalau produk itu berhasil baik menembus pasar. Namun kenyataan menyedihkan yang justru terjadi, sebagian besar usaha itu gagal. Mengapa?

Taruh kata sebuah produk atau ide menarik muncul. Semakin lama dipikirkan, dirembuk dengan keluarga, teman, rekan pengusaha, dan sebagainya semakin dalam kita jatuh cinta dengan produk atau gagasan itu.

Kita pun lalu berpendapat, tidaklah perlu menghabiskan uang hanya untuk riset pasar. Malah jangan-jangan justru ada orang mencuri ide kita. Mudah-mudahan pertanyaan-pertanyaan di bawah ini bisa menuntun kita dalam mengumpulkan informasi untuk mengambil keputusan.

  • Adakah orang-orang (konsumen) yang membutuhkan produk itu?
  • Seberapa unik dan praktiskah produk itu?
  • Wajarkah harga ecerannya nanti menurut penilaian konsumen? Layakkah keuntungan yang kita dapatkan pada tingkat harga itu?
  • Apakah produk ini hanya bersifat musiman? Mungkinkah mengumpulkan laba yang layak selama kurun waktu pendek tersebut? Dapatkah menembus pasar sebelum musimnya berlalu?
  • Cukup menarikkah ia hingga bisa masuk ke pasar yang cukup luas? Atauhkah justru ada pasar yang kecil, namun sangat antusias untuk mendapatkannya?
  • Apakah dalam memasarkan, kita dapat mencapai para pembeli potensialnya?
  • Apakah kita tergantung dengan pihak lain dalam soal sumber-sumber manufaktur, pengemasan, dan pemasaran?
  • Terakhir, bila jadi memproduksi barang itu, apakah kita beroleh laba yang layak untuk segala dana, usaha, dan waktu yang diinvestasikan?
Pertanyaan-pertanyaan itu merupakan salah satu bentuk riset pemasaran. Sekalipun pertanyaannya sederhana, tetapi banyak pengusaha tidak memiliki cukup pengalaman atau waktu untuk menjawabnya dengan akurat. Jika kita termasuk kelompok itu, ada tiga cara paling umum untuk menyelesaikannya.

Pertama, pakailah jasa profesional pemasaran. Kekurangan cara ini, selain mungkin paling banyak menghabiskan uang, kita juga akan sangat tergantung padanya. Namun, efisiensi waktu yang tercipta pun akan maksimal.

Kedua, mintalah bantuan seorang guru mata kuliah pemasaran di sebuah perguruan tinggi atau seorang instruktur kursus pemasaran. Mungkin riset yang kita butuhkan itu dapat dijadikan tugas di kelas yang ia bimbing. Memang biaya yang dikeluarkan tidak sebesar cara pertama, namun waktu pelaksanaannya bisa berlarut-larut.

Ketiga, pergi ke perpustakaan atau toko buku untuk belajar dari buku pemasaran Do-It-Yourself (melakukan semua sendiri). Cara ini memang paling sedikit aspek ketergantungannya terhadap pihak lain. Namun, bersikap objektif, meskipun seringkali amat sulit. Di lain pihak, banyak juga pengusaha yang telah berhasil melakukannya. (Intisari)