Rasanya yang menurut sebagian orang lekker dan legi, durian (Durio Zibethinus Murr.) dijuluki sebagai Raja Buah. Rasa buahnya manis, berwarna kuning. Aromanya cukup merangsang sehingga sebagian orang yang tak menyukai durian menganggap baunya terlalu menyengat. Bau pada durian yang terlalu menyengat itu berasal dari senyawa propanatiol (sejenis belerang), ester etil alfa metilbutirat serta sederet senyawa lainnya.
Durian merupakan tanaman asli Indonesia, dinamakan demikian karena seluruh tubuhnya penuh duri. Durian merupakan buah musiman. Biasanya di daerah Jawa dan Sumatera, musim durian jatuh pada sekitar bulan Oktober hingga Februari.
Kandungan kalori durian cukup tinggi,; 100 g daging buahnya terdapat 150 kalori atau setara dengan 3 buah apel. Juga mengandung protein (2,7 g), karbohidrat (27,9 g), kalsium (40 mg), fosfor, karoten, kalium, natrium, zat besi (1,9 mg), vitamin C (23,3 mg), thiamin, niasin, riboflavin, arginin, serta sejumlah fitokimia. Lemaknya berupa lemak tak jenuh, sedangkan kandungan asam aminonya bisa dibilang komplet.
Senyawa nitrogen pada durian yang signifikan berasal dari asam amino yang diperlukan untuk pembentukan protein. Senyawa asam aminonya, antara lain sistin dan methionin bermanfaat untuk pertumbuhan rambut dan kuku, sementara methioninnya saja membantu memperbaiki fungsi hati dan ginjal. Lisin, leusin, isoleusin pada durian dapat membantu penyerapan kalsium sehingga mengoptimalkan pertumbuhan dan memperbaiki jaringan otot, dan meningkatkan kewaspadaan.
Secara empiris, durian merupakan "obat" rematik. Konon, mereka yang menderita rematik merasa nyeri tulangnya berkurang setelah makan durian. Mungkin hal ini disebabkan karena durian mengandung valin dan prolin yang dapat memperbaiki fungsi sendi dan tendon serta membantu penyembuhan luka. Durian juga mengandung asam malik yang dapat membantu kelancaran proses pencernaan.
Yang perlu diwaspadai: