Senyawa paling diandalkan dan berkhasiat di dalam tomat adalah lycopene, yang berkhasiat antioksidan. Secara kimia senyawa tersebut berstruktur unik, yakni lebih panjang dari karotenoid lain.
Hal ini membuat tomat mampu melindungi tubuh kita dari efek perusakan radikal bebas. Ia juga mampu melindungi kita dari berbagai penyakit degeneratif. Di dalam tubuh, lycopene antara lain disimpan dalam lever, paru-paru, usus besar, dan kulit.
Dari survei Harvard Medical School & Harvard School of Public Health, yang dipublikasikan dalam jurnal terbitan National Cancer Institute, dapat disimpulkan, mengonsumsi tomat dan produk olahannya akan membantu mengurangi risiko kanker. Itu dimungkinkan karena tomat mengandung lycopene dalam jumlah banyak yang sangat membantu mengurangi risiko kanker.
Penelitian tersebut dilakukan selama enam tahun terhadap 47.000 pria berusia 40 – 75 tahun. Hasilnya, peningkatan konsumsi produk olahan tomat akan meningkatkan pula jumlah lycopene dalam darah. Pria yang mengonsumsi 10 hidangan yang mengandung tomat setiap minggunya akan turun risiko terkena kanker prostat hingga separuhnya. Penelitian juga menunjukkan, pemanasan tomat dan produk olahannya justru meningkatkan kemampuan lycopene dalam melawan radikal bebas. Lycopene dalam tomat terikat kuat dengan serat tomat. Untuk membebaskannya, tomat harus dimasak dulu dengan sedikit minyak (lebih disarankan minyak zaitun) karena lycopene memiliki sifat mudah larut dalam minyak.
Dalam penelitian tersebut dilibatkan pula 30 penderita kanker. Sebagian di antaranya mendapat 15 mg lycopene dua kali sehari. Setelah tiga minggu didapat hasil observasi yang mengejutkan. Tumor pada penderita yang mengonsumsi lycopene ternyata mengecil. Dari sini ditariklah kesimpulan, lycopene bukan hanya mencegah, tetapi sangat membantu pengobatan penyakit kanker, terutama kanker prostat.