Telur: Sumber Protein, Sumber Salmonella

Nur Resti Agtadwimawanti

Penulis

Telur: Sumber Protein, Sumber Salmonella
Telur: Sumber Protein, Sumber Salmonella

Intisari-Online.com – Apakah Anda pengikut 'tradisi' orang Barat yang acapkali mengonsumsi telur setengah matang? Atau penyuka telur mentah yang dicampur dengan ramuan tertentu sebagai jamu? Sebaiknya Anda berhati-hati dengan cara penyajian telur seperti itu karena bahaya sedang mengancam Anda. Benar adanya bahwa telur mengandung protein, fosfor, zinc, dan vitamin A, D, E, serta B. Tetapi, akan menjadi malapetaka jika penyajiannya dalam keadaan mentah atau setengah matang.

Para pakar kesehatan telah menemukan bahwa telur adalah penyebab keracunan makanan pada banyak orang seperti yang dilaporkan oleh Journal of American Medical Association yang kemudian diperkuat dengan hasil penelitian Center for Disease Control (CDC) di Atlanta, Amerika Serikat. Dalam penelitian tersebut terungkap bahwa tingginya tingkat keracunan di negara itu sebagian besar disebabkan oleh bakteri Salmonella, bakteri patogen yang berasal dari kotoran ayam.

Dr. W. A. Volk dari Fakultas Kedokteran University of Virginia dan Dr. M. F. Wheeler dari The State University of New Jersey seperti dikutip dalam "Menuju Gaya Hidup Sehat", menyatakan bahwa usus unggas adalah salah satu penyimpanan utama bakteri ini. Salmonella yang terdapat di kulit telur bisa masuk ke dalam telur melalui pori-pori kulit pada kondisi kulit telur retak, pecah, atau lembab. Selain terdapat pada kulit dan masuk melalui pori-pori kulit, ada jenis Salmonella yang terdapat pada isi telur yang nyatanya berkulit bersih dan terlihat normal. Dia adalah Salmonella enteritidis yang menginfeksi ovarium induk ayam dan mengkontaminasi telur sebelum kulit terbentuk.

Apa yang terjadi jika kita mengonsumsi telur mentah atau setengah matang? Kasus keracunan hanya berdampak sakit perut ringan pada orang sehat. Tetapi, jika Anda sedang dalam kondisi kurang sehat atau rentan terhadap penyakit, racun ini akan berdampak lebih signifikan. Racun enterotoksin yang menyerupai racun kolera yang dihasilkan Salmonella pada mulanya tersimpan baik di dalam bakteri dan akan keluar dengan mudah jika bakteri tersebut pecah. Saat memasuki saluran pencernaan kita, bakteri akan pecah karena proses yang terjadi dalam pencernaan. Seketika itu juga, racun akan terlepas ke dalam lambung dan menyebar ke tubuh kita. Ada beberapa gejala yang bisa jadi ditimbulkan setelah kita mengonsumsi telur tersebut, diantaranya diare, muntah, demam, kedinginan, kejang perut, dan sakit kepala.

Adanya bakteri Salmonella dalam telur bukan berarti Anda tidak boleh menikmati sumber protein yang satu ini. Untuk membunuh bakteri tersebut, cukup dengan panas. Ini berarti Anda harus benar-benar memasak telur sampai matang agar bakteri beserta racunnya dapat dilumpuhkan. Jangan biarkan racun menyebar dalam tubuh Anda demi kenikmatan sementara. Jangan lupa, masak matang-matang telur yang akan Anda makan.