Intisari-Online.com – Ketika kita mencoba untuk memenuhi kebutuhan kalsium dan vitamin D, yang kita pikirkan adalah segelas susu. Bila kita tidak menyukai susu, maka pilihan lain adalah produk susu. Apakah itu yoghurt, es kirim, atau susu dari minyak nabati seperti susu almond. Tapi, ada yang harus diperhatikan ketika kita memilih produk susu tadi.
- Yoghurt. Mungkin kita pernah mendengar manfaat yoghurt untuk kesehatan pencernaan. Namun, tidak demikian menurut Tamara Freuman, ahli diet dan gangguan pencernaan di New York. Yoghurt yang mengklaim dirinya sebagai makanan sehat, sebenarnya sarat dengan bahan olahan seperti gula dan fruktosa. Kedua bahan ini cukup berbahaya bagi mereka dengan sindrom iritasi usus besar, yang cenderung lebih sensitif terhadap gula berlebih. Freuman tidak pernah merekomendasikan yoghurt untuk pasiennya. Ia menyarankan agar kita berhati-hati dalam pemilihan yoghurt. Pilihlah kemasan yoghurt yang bebas laktosa, dan tanpa rasa, terutama bagi mereka yang sering mengalami gangguan pencernaan. Yoghurt jenis ini lebih aman karena prebiotik di dalamnya akan berguna untuk memaksimalkan kesehatan pencernaan. Selain itu, yoghurt juga memberikan tawaran menggiurkan, yaitu tubuh ramping.
- Es krim. Anda penggemar es krim? Jika Anda berpikir es krim tanpa susu akan menjaga berat badan, Anda salah. Tidak ada es krim yang tidak mengandung susu, lemak, gula, dan kalori. Biasanya, produk es krim non-susu hanya mengurangi jumlah susunya saja. Seolah-olah ini bisa dikonsumsi bagi mereka yang alergi terhadap susu atau intoleransi laktosa. Tapi, jika Anda masih tidak bisa menerima kedua bahan tersebut, buatlah es krim sendiri dari jus buah yang lebih sehat.
- Susu almond. Susu ini terkenal sebagai alternatif susu nabati terbaik, selain susu kedelai. Terutama karena kandungan kalsium dan vitamin D-nya. Tapi, Anda pun harus bisa memilih, apakah susu tersebut memiliki campuran vanili atau tidak. Ini yang membuat campuran susu almond sebanding dengan satu porsi es krim coklat.
Anda tentu ingin yang lebih sehat bukan? Berhati-hatilah dalam menetapkan pilihan makanan sehat. (*)