Intisari-Online.com – Penyakit jantung koroner (PJK) kini menjadi salah satu momok masyarakat perkotaan. Kebanyakan dari kita sadar perlu menghindari penyakit ini. Sebenarnya tak sulit. Kita bisa mendapatkan obatnya di alam. Mulai dari sekadar jalan kaki pagi secara rutin menghirup udara segar sehingga cukup oksigen masuk ke dalam tubuh, sampai mengasup bawang putih dan bawang merah yang selama ini hampir selalu hadir dalam setiap masakan kita.
Benar sekali. Khasiat kedua macam bawang ini tak diragukan lagi. Bahkan sudah terbukti dari hasil penelitian para ahli, baik dari negeri sendiri maupun mancanegara.
Bawang putih perlu di geprek
Umbi bawang yang satu ini bersiung-siung dan kulit luarnya berwarna putih bersih. Sejak ribuan tahun lalu, bawang putih atau Allium sativumL. dari keluarga Liliaceae, ini umbinya sudah digunakan sebagai obat.
Orang Mesir kuno menggunakannya untuk mengusir rasa letih. Di kemudian hari, umbi ini digunakan untuk mengobati luka para prajurit di medan perang. Kini di era serba modern, umbi bawang putih masih tetap digunakan sebagai obat. Salah satunya untuk mencegah penyakit jantung koroner.
Menurut para ahli, bawang putih mengandung senyawa belerang seperti alliin, allisin, dialil disulfida dan dialil trisulfida. Nah, senyawa-senyawa inilah yang berkhasiat membantu mencegah penyakit jantung koroner. Mulai dari menurunkan kolesterol hingga membantu melebarkan pembuluh darah.
Namun, bila umbi bawang putih dalam bentuk utuh, senyawa belerangnya tidak muncul. Senyawa ini baru muncul begitu umbi dimemarkan, entah dicincang atau digeprek.
Jadi, yang selama ini terjadi di dapur, umbi bawang putih dimemarkan baru dicampur dengan sambal atau ditumis dengan sayuran dan bahan lainnya, sudah benar. Tapi, kalau mau dijadikan obat, lebih baik umbi bawang putih yang sudah dimemarkan ini dimakan mentah agar kandungan senyawanya bisa keluar. Hanya saja penderita gangguan lambung perlu berhati-hati karena umbi ini bisa mengiritasi lambung.
Kolesterol aman
Khasiat bawang putih dalam menurunkan kolesterol sudah teruji dalam penelitian-penelitian oleh para ahli dan tertuang dalam jurnal-jurnal kedokteran di seluruh penjuru dunia.
Menurut mereka, umbi bawang putih memang bersifat antioksidan yang kuat sehingga dapat menghambat proses penuaan. Terbukti pula, pemberian ekstrak bawang putih selama beberapa bulan menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) tapi menaikkan kolesterol baik (HDL) sehingga menghambat kemungkinan terjadinya penebalan dinding dan penyumbatan pembuluh koroner. Mereka juga menemukan bukti, pada orang yang mengasup umbi bawang putih, kegiatan fibrinolitiknya meningkat sehingga dapat menghambat pembekuan darah, penyebab serangan jantung.
Berangkat dari hasil penelitian ini, tak ada salahnya kita menjaga kesehatan jantung dengan banyak mengasup bawang putih. Tentunya tanpa mengabaikan pola hidup sehat.
Bawang merah harus banyak
Seperti halnya sang sepupu, umbi bawang merah pun berguna untuk membantu menurunkan kadar kolesterol dalam darah.
Yang memungkinkan bawang merah berkhasiat seperti itu adalah kandungan kimianya yang mirip bawang putih, ditambah lagi senyawa metil dan propil sistein sulfoksida.
Khasiatnya menurunkan lemak sudah ditunjukkan melalui uji farmakologi pada kelinci dan tikus yang diberikan lumatan oral. Pada penelitian terhadap manusia, ekstrak umbi bawang merah ternyata dapat membantu mencegah peningkatan kolesterol total, LDL, dan triglisrida dalam serum darah. Namun, pemberiannya baru bermanfaat bila dalam jumlah banyak. Misalnya, diperlukan 20 umbi bawang merah kering baru terasa.
Melihat begitu banyak manfaat umbi bawang putih dan bawang merah terhadap penyakit jantung koroner, tak salah ajaran yang sudah turun-temurun yang menganjurkan kita menambahkan umbi bawang secukupnya pada setiap masakan. (Djoko Hargono, Menu Sehat)