Benarkah Kita Tak Boleh Jalan-jalan atau Tidur Setelah Makan?

K. Tatik Wardayati

Editor

Larangan Setelah Makan: Mitos atau Fakta?
Larangan Setelah Makan: Mitos atau Fakta?

Intisari-Online.com – Banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan kita. Yang tidak dapat kita kontrol mungkin hanya genetik dan umur. Namun, kita dapat membuat perubahan pada gaya hidup.

Gaya hidup sangat penting karena bagaimana kita hidup menentukan pilihan dan pilihan ini memutuskan seberapa sehat kita. Kebiasaan merupakan bagian penting dari gaya hidup.

Banyak dari kita melakukan kebiasaan yang pada dasarnya tidak sehat setelah makan. Melakukan hal-hal tertentu atau mengonsumsi sesuatu setelah makan akan menyebabkan reaksi tubuh kita yang dapat mengganggu proses pencernaan dan metabolisme.

(Baca juga:Tak Perlu Panik saat Bayi Cegukan, Ini Cara Efektif Mengatasinya)

Namun kebanyakan dari kita tidak menyadari hal-hal tersebut, hingga akhirnya melahirkan mitos. Ada beberapa mitos yang beredar soal apa yang tidak boleh dilakukan setelah makan. Mari kita telusuri apa sajakah itu.

Jangan jalan-jalan setelah makan

Jalan-jalan setelah makan sebenarnya tidak buruk sama sekali. Sebaliknya, waktu luang setelah makan dengan berjalan malahan membantu dalam pencernaan makanan, mengontrol berat badan, dan sangat baik untuk orang yang sering menghadapi masalah pencernaan atau perut kembung.

Tapi berjalan-jalan langsung setelah makan akan membuat sulit bagi sistem pencernaan untuk menyerap nutrisi dari makanan yang kita konsumsi. Sebaiknya, tunggulah dulu setidaknya 30 menit hingga satu jam setelah makan, kemudian jalan-jalanlah.

Jangan merokok

Tidak ada bukti bahwa merokok setelah makan meningkatkan risiko berkaitan dengan merokok. Merokok berbahaya bagi kesehatan kita setiap saat. Rokok merupakan salah satu karsinogen yang mematikan (zat yang menyebabkan kanker).

(Baca juga:Ternyata, Semakin Tinggi Topi Seorang Koki, Semakin Tinggi Pula Jabatannya)

Minum teh membantu pencernaan.

Minum teh setelah makan dapat mengganggu penyerapan zat besi non-heme (ditemukan pada tumbuhan sebagai lawan dari zat besi heme yang ditemukan dalam daging) yang dikonsumsi dalam makanan.

Teh mengandung zat tanin yang dapat mengikat mineral zat besi sehingga daya serap sel darah merah terhadap zat besi menurun. Jika minum teh terlalu dekat dengan waktu makan secara terus-menerus, maka penyerapan zat besi dalam darah akan terganggu.

Akibatnya, kita jadi makin mudah terkena anemia. Sebaiknya, minumlah teh kurang lebih dua jam sebelum atau sesudah makan. Juga, jangan mengonsumsi teh terlalu kental atau jumlahnya berlebihan. Karena, teh mengandung kafein yang memiliki sifat diuretik, yang bisa menyebabkan dehidrasi.

Minum kopi setelah makan

Kopi memiliki kandungan zat yang hampir sama dengan teh, sehingga efek yang ditimbulkannya pun hampir sama. Namun, penurunan daya serat zat besi akibat minum kopi tidaklah sebesar teh.

(Baca juga:Wajib Dicatat! Inilah 5 Kalimat yang Pantang Diucapkan Orangtua)

Disarankan, untuk mengonsumsi kurang lebih 2 jam sebelum atau setelah makan. Jangan menambahkan terlalu banyak gula dan sebaiknya dibuat encer saja. Efek diuretik juga ditemukan dalam kopi, jika dikonsumsi terlalu banyak dapat mengakibatkan dehidrasi.

Jangan segera tidur

Segera tidur setelah makan dapat menyebabkan masalah pencernaan sehingga menyebabkan masalah gastro-intestinal. Karena, setelah makan laju metabolisme basal meningkat dan tidur segera akan menurunkannya yang menyebabkan masalah pencernaan.

Kebiasaan tidur segera setelah makan juga akan meningkatkan kecenderungan menjadi obesitas. Tunggulah setidaknya 2 – 3 jam, kemudian pergi tidur. Ketika tidur, tidurlah dalam posisi sedemikian rupa sehingga kepala sedikit lebih tinggi dari tubuh.

Mandi setelah makan.

Mandi segera setelah makan akan menyebabkan masalah pencernaan yang akan berakibat dalam jangka panjang, karena mengganggu laju metabolisme basal tadi.

(Baca juga:Beredar Video Raja Thailand Gunakan ‘Tank Top’, Pemerintah Thailand Beri Peringatan Keras kepada Facebook)

Hindari air dingin.

Banyak orang percaya bahwa air dingin dapat membekukan makanan, terutama yang mengandung minyak yang dapat menyebabkan kanker.

Padahal, panas internal dari tubuh kita dengan cepat membatalkan perbedaan suhu pada berbagai makanan yang telah kita telan sebelum mencapai usus.

Makan buah setelah makan.

Beberapa buah-buahan mengandung sitrat alami dan dapat menyebabkan reaksi lebih lanjut karena asam dan senyawa kompleks dalam makanan dapat menyebabkan masalah pencernaan.

Oleh karena itu, sebaiknya makanlah buah-buahan satu atau dua jam sebelum atau sesudah makan. Ini juga dimaksudkan untuk menghindari lonjakan kadar gula darah.

(Baca juga:Antara Sanro, Mallogo, Barongko, dan Soeharto, Inilah Kisah Masa Kecil BJ Habibie)

Bila mengonsumsi buah-buahan sebelum makan besar, kita akan merasa lebih kenyang sehingga tidak kalap saat memakan hidangan utama. Konsumsi buah-buahan berserat tinggi juga dapat membantu mencegah gula darah naik – turun secara drastis yang akan membuat kita cepat merasa lapar.

Makan asinan.

Makan asinan buah atau asinan sayur memang tidak dilarang. Namun, asam yang terkandung dalam asinan dapat memperbesar risiko peradangan lambung yang diakibatkan oleh teriritasinya dinding lambung.

Sebaiknya, mengonsumsi asinan ini sesaat setelah perut terisi. Sehingga saat zat asam masuk ke dalam tubuh, lambung sudah terlindung oleh makanan.

Makanan manis.

Mengonsumsi makanan manis, misalnya manisan, dapat meningkatkan kadar gula dalam darah dengan cepat. Glukosanya memberikan efek mengenyangkan secara cepat, namun akan mudah merasa lapar kembali.

Jika mengonsumsi makanan manis sebelum makan memang akan membuat merasa lebih cepat lapar, dan akhirnya mengonsumsi makanan lebih banyak lagi. Sebaiknya, mengonsumsi makanan manis setelah hidangan utama.

Pilihlah makanan manis yang mengandung serat, agar kenaikan dan penurunan kadar gula dalam darah bisa lebih stabil. Juga ingat, jangan terlalu berlebihan.

Menjalani gaya hidup sehat dan belajar untuk makan sehat sebenarnya mudah daripada yang kita pikirkan selama ini. Kita tidak perlu mengeluarkan biaya ekstra dan tidak pula memerlukan peralatan yang mahal. (*)

Artikel Terkait