Intisari-Online.com – Kadang-kadang perut tidak selalu bereaksi dengan baik terhadap semua jenis makanan yang dikonsumsi. Untuk menghindari ketidaknyamanan perut setelah makan makanan tertentu, kita perlu tahu makanan apa yang baik dan tidak baik untuk pencernaan.
Makanan apa yang baik dan tidak baik untuk pencernaan? Berikut daftar makanan yang dimaksud, dilansir dari be healthy tips.
- Makanan gorengan dan tinggi lemak. Makanan tinggi lemak dan makanan gorengan dapat menyebabkan refluks asam dan rasa panas di dada. Makanan tinggi lemak juga dapat menyebabkan feses berwarna pucat, kondisi ini disebut steatorrhea, kondisi kelebihan lemak dalam tinja. Banyak orang dengan sindrom iritasi usus besar harus menghindari makanan tinggi lemak, termasuk mentega dan krim karena makanan ini bisa menyebabkan masalah pencernaan.
- Cabai.Makanan pedas dapat mengiritasi kerongkongan dan menyebabkan rasa sakit mulas di perut. Mengonsumsi makanan yang mengandung cabai dapat menjadi masalah khusus bagi penderita sindrom usus besar atau bagi mereka yang sudah menderita sakit mag kronis, jelas Tim McCashland, MD, seorang ahli pencernaan dari University of Nebraska Medical Center, Omaha.
- Susu dan keju.Tubuh memang membutuhkan kalsium dalam asupan sehari-hari, dan cara mudah untuk mendapatkannya adalah dari produk susu seperti susu dan keju. Tapi,bagi mereka yang tidak toleran terhadap laktosa dapat menyebabkan diare, gas, perut kembung dan kram. Intoleransi laktosa adalah masalah umum yang terjadi ketika orang tidak cukup memiliki laktase. Laktase adalah enzim yang memecah laktosa (gula susu). Penyakit celiac, penyakit Crohn, dan kemoterapi dapat merusak usus, yang juga dapat menyebabkan intoleransi laktosa.
- Alkohol.Alkohol dapat melonggarkan tubuh dan mengendurkan kerongkongan bagian atas. Alkohol dapat menyebabkan refluks asam atau mulas. Minum alkohol juga dapat memberikan sensasi pembakaran lapisan perut, merusak enzim tertentu. Jika terlalu banyak dapat menyebabkan diare dan kram.
- Stroberi.Berri memang baik untuk kesehatan. Tapi buah kecil ini dapat menjadi masalah bagi orang-orang yang memiliki diverstikulitis, atau kantong yang berkembang di usus besar yang dapat terinfeksi.
- Kopi, teh, dan minuman ringan.Kopi, teh, dan minuman bersoda dapat bertindak sebagai diuretik, yang dapat menyebabkan kram dan diare. Minuman berkafein dapat menjadi masalah tertentu, terutama untuk orang dengan penyakit gastroesophagel reflux (GERD).
- Jagung.Jagung memang kaya serat dan baik untuk kesehatan. Namun, jagung juga mengandung selulosa, tipe serat yang tidak bisa diurai dengan mudah karena tidak memiliki enzim. Jagung juga dapat menyebabkan gas dan sakit perut.
Makanan terbaik untuk pencernaan, antara lain:
- Yoghurt. Triliunan bakteri hadir dalam usus yang membantu mencerna makanan, dan beberapa tipe yoghurt mengandung bakteri sehat. Yoghurt mengandung bakteri baik, sehingga dapat digunakan untuk mengisi ulang flora usus normal dalam saluran pencernaan.
- Kimchi.Kimchi adalah makanan favorit Korea, biasanya dibuat dengan kubis, lobak, atau bawang, bersama dengan banyak rempah-rempah. Bahan utama biasanya kubis, yang mendorong pertumbuhan bakteri sehat dalam usus besar. Kubis merupakan jenis serat yang dapat membantu menghilangkan limbah dan menjaga buang air besar lebih teratur.
- Daging tanpa lemak dan ikan.Sebaiknya pilihlah ikan, karena mengandung asam lemak omega-3 yang baik untuk kesehatan jantung.
- Sereal.Biji-bijian, seperti roti gandum dan beras merah, merupakan sumber serat yang baik, membantu pencernaan lebih baik. Sereal juga dapat membantu menurunkan kolesterol, tetapi dapat menyebabkan kembung, gas, dan masalah lainnya. Butir gandum tidak baik untuk penyakit celiac atau intoleransi gluten.
- Pisang.Pisang membantu memulihkan fungsi usus normal, terutama jika kita sedang diare. Pisang dapat mengembalikan elektrolit dan kalium yang dapat hilang karena feses berlendir. Pisang juga memiliki banyak serat untuk membantu pencernaan.
- Jahe.Jahe adalah rempah-rempah yang telah digunakan selama ribuan tahun sebagai cara yang aman untuk mengatasi mual, muntah, mabuk, morning sickness, gas dalam perut, nafsu makan, dan kolik. Namun, mengonsumsi jahe dalam dosis tinggi dapat menyebabkan rasa berputar.